Bandarlampung (ANTARA) - Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menggelar Lampung Fashion Tendance dengan tema Predictshion 2025, untuk mendorong potensi kerajinan busana daerah.
Kegiatan yang terdiri dari empat sesi peragaan busana itu, diikuti oleh 45 desainer dari sembilan provinsi, termasuk Lampung sebagai tuan rumah.
"Gelar karya ini diselenggarakan dalam rangka untuk terus menunjukkan dan memajukan kerajinan yang terdapat di daerah," kata Ketua APPMI Provinsi Lampung Ida Giriz, di Bandarlampung, Selasa (8/10).
Ia menjelaskan Lampung Fashion Tendance yang sudah digelar selama dua kali ini merupakan kegiatan penting untuk memperkenalkan hasil karya para desainer lokal yang dapat diperhitungkan di tingkat nasional.
Ida pun berharap gelar karya fashion ini dapat menampilkan dan memperkenalkan semakin banyak produk kerajinan yang dapat memberikan dampak positif bagi para pelaku UMKM maupun desainer, baik dari sisi promosi maupun jangkauan pasar yang lebih luas.
Salah satu peserta dan pemilik Kahut Sigerbori Anggraeni Kumala Sari mengatakan, acara ini sangat baik ke depannya untuk memperkenalkan kerajinan budaya nasional maupun wastra nusantara ke ajang peragaan di tingkat internasional.
Dia mengharapkan kegiatan promosi ini akan terus berlangsung, mengingat banyaknya kerajinan wastra yang dapat ditampilkan dan diperkenalkan, seperti kain tradisional tapis sulam usus, muduaro, tumbung manuk, dan sulam jelujur.
Salah satu pengunjung Atin Sarwana mengatakan acara fashion show yang luar biasa ini menampilkan berbagai desain baju yang sangat modern dengan tetap mempertahankan budaya nasional.
Ia pun turut mengharapkan kegiatan gelar karya ini dapat berkembang lagi untuk memperkenalkan kerajinan busana Indonesia yang unik dan beragam ke ajang internasional.
Baca juga: Busana Daerah Indonesia Di Karnaval Prancis
Baca juga: Desainer Lampung: Presiden ajarkan kita mencintai busana daerah