Bandarlampung (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Lampung mencatat selama periode 6 bulan terakhir intensitas gempa bumi di wilayahnya mengalami penurunan.
"Berdasarkan pengawasan rutin mulai dari bulan Juli sampai saat ini di wilayah Lampung memang terjadi penurunan kejadian gempa bumi," ujar Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Lampung Utara, Anton Sugiharto, saat dihubungi di Bandarlampung, Kamis.Ia menjelaskan, Lampung menjadi salah satu wilayah yang rawan gempa bumi serta tsunami karena masuk dalam pertemuan lempeng tektonik.
"Lampung ini ada pertemuan lempeng tektonik atau zona subduksi, jadi rawan terjadi gempa bumi dan tsunami. Tetapi sampai saat ini waktu terjadinya kita tidak dapat prediksi secara tepat," katanya.
Menurutnya, sebagai upaya mitigasi serta sosialisasi kepada masyarakat telah dilakukan sekolah lapang geofisika, serta pelaksanaan BMKG go to school.
"Untuk memperkuat pemahaman masyarakat secara luas terhadap rangkaian peringatan dini tsunami, telah dilakukan sekolah lapang geofisika serta BMKG go to school di Kabupaten Pesisir Barat, dan akan dilakukan di daerah lain," ucapnya.
Dia mengatakan, di wilayah Lampung ada sebanyak 13 sensor peralatan pencatat gempa bumi yang terpasang.
"Untuk alat deteksi tsunami yang ada di Lampung menjadi kewenangan Badan Informasi Geospasial, tetapi ada 13 peralatan pencatat gempa bumi dengan kondisi yang masih berfungsi normal," katanya.
Ia mengatakan, meski mengalami penurunan intensitas terjadinya gempa bumi di wilayah Lampung, masyarakat diharapkan tetap meningkatkan mitigasi mandiri dan waspada terhadap bencana alam.
Berdasarkan data yang tercantum dalam situs BMKG Lampung sejak 2 hingga 13 Desember 2021 tercatat telah terjadi gempa bumi sebanyak delapan kali dengan magnitudo berkisar 1,9 hingga 3,3.
Gempa bumi yang terjadi dalam rentang waktu dua pekan terakhir terjadi di sejumlah daerah yakni Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Pesisir Barat.