Jakarta (Antaranews Lampung) - Ratusan akun yang berkaitan dengan terorisme dan radikalisme setelah aksi teror yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia ditutup oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Sejak ada bom, sebelumnya di Mako Brimob. Pemantauan dilakukan, yang sudah dikonfirmasi dilakukan penghapusan akun di media sosial. Identifikasi dari ribuan akun ada yang sudah ditutup atau pun dihapus seperti di Youtube dan ada yang belum," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara usai bertemu dengan sejumlah "platform" di Gedung Kominfo, Jakarta, Selasa (15/5).
Rudiantara menilai para platform kooperatif dalam menutup akun yang berkaitan dengan radikalisme, misalnya, akun Telegram yang ditutup lebih dari 280, Facebook dan Instagram dari sekitar 450 berkaitan dengan radikalisme, sebanyak 300 sudah ditutup, sementara Youtube dari 350 akun atau konten, sekitar 70 persen sudah ditutup.
Kominfo bersama dengan platform terus bekerja sama dan terus melakukan pemantauan akun yang berbau provokasi dan penebar teror.
Sejumlah akun atau konten belum ditutup meskipun telah diidentifikasi, tutur dia, untuk keperluan Polri menangkap pelaku penyebaran konten berkaitan dengan aksi teror dan korban aksi teror.
"Kenapa masih banyak, ada yang belum ditutup walaupun sudah diidentifikasi, itu justru untuk memastikan orangnya ditangkap oleh Polri, BNPT atau Densus 88. Berikan ruang untuk polisi karena saya yakin polisi memiliki kemampuan untuk itu," tutur Rudiantara.
Setelah kepentingan penyelidikan polisi selesai, Kominfo akan meminta platform media sosial untuk menutup akun atau konten yang dinilai mengandung provokasi dan memberikan teror.
Untuk itu, Rudiantara mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarluaskan konten, baik foto, gambar dan video yang berkaitan dengan aksi teror, khususnya tentang korban aksi teror untuk melindungi perasaan keluarga korban.
"Saya selalu bilang jejak digital itu bukan seumur hidup, tapi seumur-umur. Makanya postinglah yang positif-positif, jangan main-main dengan jejak digital, ini bukan seumur hidup, ini seumur-umur, orang sudah meninggal, juga masih ada," ujarnya.
Masyarakat pun diminta melaporkan kepada Kominfo atau langsung kepada platform apabila menemukan konten yang dinilai meresahkan.
Berita Terkait
Rudiantara diharapkan tampil lebih visioner sebagai Dirut PLN
Selasa, 10 Desember 2019 6:13 Wib
Rudiantara sebagai Dirut PLN
Senin, 9 Desember 2019 18:44 Wib
Rudiantara menjadi Dirut PLN
Senin, 25 November 2019 14:25 Wib
Rudiantara ingin urus masjid jika tidak menjadi menteri lagi
Jumat, 18 Oktober 2019 16:20 Wib
Widodo Muktiyo dilantik sebagai Dirjen IKP
Jumat, 6 September 2019 11:53 Wib
Menkominfo: Ada 500 ribu website sebarkan hoaks Papua
Selasa, 3 September 2019 5:46 Wib
Menkominfo menyebut layanan seluler Jayapura terganggu karena perbuatan OTK
Jumat, 30 Agustus 2019 5:47 Wib
Rudiantara Prediksi, 2030 konsumen "Go Pay" setara bank
Rabu, 28 Agustus 2019 16:39 Wib