Bandarlampung, (ANTARA LAMPUNG) - Harga cabai rawit di Kota Bandarlampung sempat melejit Rp50.000/kg, pada Jumat (1/8) mengalami kenaikan lagi menjadi Rp60.000/kg, akibat masih minim persediaan padahal permintaan tinggi dan masih minim pedagang yang berjualan.
Kondisi harga bahan pokok di sejumlah pasar di Kota Bandarlampung Provinsi Lampung, Jumat, baik di pasar induk maupun pasar kaget, seperti Pasar Kangkung, Pasar Gotongroyong, dan Pasar Pasir Gintung menunjukkan masih sedikit pedagang sembako dan sayuran yang berjualan.
"Saya baru hari ini berjualan pak, harga cabai rawit memang tinggi sebelum Lebaran, bahkan sekarang malah naik karena barang masih langka," kata pedagang sayuran di Pasar Gotongroyong, Sulastri (34).
Dia mengemukakan, seminggu sebelum Lebaran ini harga cabai rawit berkisar Rp30.000/kg, melonjak menjadi Rp40.000/kg pada dua hari sebelum Lebaran, dan naik lagi Rp50.000/kg pada sehari menjelang Lebaran atau Minggu (27/7).
Sedangkan pada Jumat (1/8) atau empat hari setelah Idul Fitri (H+4), harga cabai rawit menjadi Rp60.000/kg, sedangkan cabai merah besar turun menjadi Rp30.000/kg.
Harga bahan pokok yang berangsur normal adalah bawang merah Rp24.000/kg, dan bawang putih Rp15.000/kg.
Para pedagang mengatakan, usai Lebaran selain banyak pedagang yang belum berjualan di pasar, juga pasokan barang dagangan dari produsen masih minim, sehingga harganya juga menjadi mahal.
Padahal banyak warga baik di desa-desa maupun di kota yang selama beberapa hari umumnya mengkonsumsi daging sapi, kerbau, dan ayam, mulai beralih ke sayuran hijau dan ikan laut atau ikan tawar segar.
"Beberapa hari makan lauk daging terus rasanya bosan dan kolesterol bisa tinggi, maka sekarang pilih sayur asem, sambal terasi, ikan asin dan tempe goreng saja lebih nikmat," kata Yunus (48), warga Desa Kampungbaru Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
Para pedagang menyatakan, meski harga beberapa komoditas masih tinggi, dipastikan segera normal kembali setelah tujuh hari usai Lebaran (H+7).
"Setidaknya mulai Senin (4/8) nanti harga bahan pokok akan normal lagi, karena pedagang mulai banyak yang berjualan," kata Sulastri pula.
Sebelumnya, Kepala Dinas Koperindag dan UKM Provinsi Lampung, Ir Ferynia mengatakan, dari sembilan bahan pokok, tiga komoditas di daerah Lampung masih kekurangan selama bulan Juni--Juli 2014, sehingga harus mendatangkan dari daerah lain terutama dari Pulau Jawa antarpedagang sendiri.
Ketiga komoditas itu adalah kacang tanah, pada Juni--Juli 2014 memerlukan sekitar 8.087 ton, sedangkan persediaannya hanya 2.339 ton.
Kemudian bawang merah, dari kebutuhan 8.557 ton, di Lampung hanya tersedia 157 ton, dan cabai merah dari kebutuhan 10.025 ton, hanya tersedia 9.937 ton.
"Pengadaan ketiga jenis komoditas itu tidak ada masalah, karena antarpedagang di Lampung dengan daerah lain sudah saling kontak untuk pendistribusiannya, dan jika terjadi kenaikan harga pada setiap menjelang hari besar itu wajar," katanya pula.