16 tenaga medis RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar terpapar COVID-19
Para tenaga medis yang bertugas selalu mengenakan APD lengkap, tapi masih saja kena, katanya
Makassar (ANTARA) - Sebanyak 16 tenaga medis yang bertugas menangani pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulawesi Selatan, terpapar virus tersebut.
"Ya benar, dalam tiga hari sebelumnya staf kami, dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya sudah terinfeksi konfimasi positif," ungkap Direktur RSUP Wahidin Sudirohusodo, Dr dr Khalik Saleh saat dikonfirmasi, Kamis malam.
Ia mengatakan, dari jumlah tenaga medis terkonfirmasi positif itu, ada sebagian memilih isolasi mandiri, sebagian masih dirawat intensif dan lainnya di hotel untuk menjalani isolasi.
Khalik mengungkapkan, sejumlah tenaga medis ini terpapar korona saat menangani pasien positif di ruang isolasi. Kendati tetap menjalankan protokol kesehatan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, namun serangan virus ini masih saja tembus kepada mereka.
Baca juga: Gugus Tugas Sumsel akui sulit lacak kontak kasus positif COVID-19
"Para tenaga medis yang bertugas selalu mengenakan APD lengkap, tapi masih saja kena. Kami berharap masyarakat tidak berkeliaran selama masa pendemi sehingga bisa mengurangi beban tenaga medis kita," harap dia.
Sejauh ini, kata dia, RSUP Wahidin Sudirohusodo sebagai rumah sakit rujukan COVID-19, selain menyiapkan ruang isolasi di infeksi center, juga menyediakan ruangan paviliun khusus dengan ketersediaan 40 tempat tidur. Tempat ini lebih nyaman karena bisa melihat langsung suasana luar melalui jendela.
Dengan terpaparnya 16 tenaga medis ini, ungkap Khalik, tentu berpengaruh pada sistem rotasi tenaga medis dalam hal menangani pasien. Tidak hanya itu, APD yang digunakan tenaga medis kurang berkualitas sehingga tenaga medis mudah terpapar.
"Kami tentu masih membutuhkan APD, paling baik kalau itu berkualitas bagi tenaga medis kita yang bertugas. Saat ini penambahan tenaga medis masih diperlukan, mengingat jumlah pasien terus bertambah," ungkap dia.
Baca juga: Jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 di Lampung capai 101
Mengenai dengan kesiapan tenaga medis mengantisipasi Lebaran Idul Fitri 1441 hijiriah, apakah akan menambah tenaga medis untuk ditugaskan, ujar Khalik, masih membutuhkan tenaga medis.
"Masih ada tenaga lain yang sementara jaga di ruang perawatan. Mereka tidak langsung pulang ke rumah tapi dikasih menginap di hotel selama, dua minggu, sebagian juga di inapkan di Poltekkes Antang," ucapnya.
Melihat kondisi tersebut, tenaga medis tentu bertaruh nyawa bahkan rela tidak pulang berkumpul bersama keluarganya karena sibuk mengurusi pasien, sementara masyarakat dengan entengnya keluar rumah, padahal ada aturan PSBB dan Peraturan Wali Kota membatasi pergerakan.
"Ada lima rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan dan iti dijaga betul. Tapi ini dampaknya, petugas kesehatan yang terinfeksi, bukan hanya di wahidin, tetapi di rumah sakit lainnya juga," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah skenariokan pasien positif COVID-19 diisolasi di tingkat RT
Dengan melihat kondisi sekarang ini, bila masyarakat tetap abai dengan protokol kesehatan, maka tenaga medis juga akan kebablasan merawat pasien karena terus bertambah. Oleh karena itu Pemerintah harus tegas, agar virus ini tidak menyebar luas secara massif mengingat banyaknya kelonggaran-kelonggaran dalam penerapan aturan.
Data yang diperoleh sementara ini, untuk pasien COVID-19 di Sulsel mengalami peningkatan 34 orang hari ini, Rabu 21 Mei 2020 terkonfimasi positif. Jumlah sementara mencapai 1.135 pasien positif tersebar di 24 kabupaten kota se Sulsel.
"Ya benar, dalam tiga hari sebelumnya staf kami, dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya sudah terinfeksi konfimasi positif," ungkap Direktur RSUP Wahidin Sudirohusodo, Dr dr Khalik Saleh saat dikonfirmasi, Kamis malam.
Ia mengatakan, dari jumlah tenaga medis terkonfirmasi positif itu, ada sebagian memilih isolasi mandiri, sebagian masih dirawat intensif dan lainnya di hotel untuk menjalani isolasi.
Khalik mengungkapkan, sejumlah tenaga medis ini terpapar korona saat menangani pasien positif di ruang isolasi. Kendati tetap menjalankan protokol kesehatan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, namun serangan virus ini masih saja tembus kepada mereka.
Baca juga: Gugus Tugas Sumsel akui sulit lacak kontak kasus positif COVID-19
"Para tenaga medis yang bertugas selalu mengenakan APD lengkap, tapi masih saja kena. Kami berharap masyarakat tidak berkeliaran selama masa pendemi sehingga bisa mengurangi beban tenaga medis kita," harap dia.
Sejauh ini, kata dia, RSUP Wahidin Sudirohusodo sebagai rumah sakit rujukan COVID-19, selain menyiapkan ruang isolasi di infeksi center, juga menyediakan ruangan paviliun khusus dengan ketersediaan 40 tempat tidur. Tempat ini lebih nyaman karena bisa melihat langsung suasana luar melalui jendela.
Dengan terpaparnya 16 tenaga medis ini, ungkap Khalik, tentu berpengaruh pada sistem rotasi tenaga medis dalam hal menangani pasien. Tidak hanya itu, APD yang digunakan tenaga medis kurang berkualitas sehingga tenaga medis mudah terpapar.
"Kami tentu masih membutuhkan APD, paling baik kalau itu berkualitas bagi tenaga medis kita yang bertugas. Saat ini penambahan tenaga medis masih diperlukan, mengingat jumlah pasien terus bertambah," ungkap dia.
Baca juga: Jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 di Lampung capai 101
Mengenai dengan kesiapan tenaga medis mengantisipasi Lebaran Idul Fitri 1441 hijiriah, apakah akan menambah tenaga medis untuk ditugaskan, ujar Khalik, masih membutuhkan tenaga medis.
"Masih ada tenaga lain yang sementara jaga di ruang perawatan. Mereka tidak langsung pulang ke rumah tapi dikasih menginap di hotel selama, dua minggu, sebagian juga di inapkan di Poltekkes Antang," ucapnya.
Melihat kondisi tersebut, tenaga medis tentu bertaruh nyawa bahkan rela tidak pulang berkumpul bersama keluarganya karena sibuk mengurusi pasien, sementara masyarakat dengan entengnya keluar rumah, padahal ada aturan PSBB dan Peraturan Wali Kota membatasi pergerakan.
"Ada lima rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan dan iti dijaga betul. Tapi ini dampaknya, petugas kesehatan yang terinfeksi, bukan hanya di wahidin, tetapi di rumah sakit lainnya juga," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah skenariokan pasien positif COVID-19 diisolasi di tingkat RT
Dengan melihat kondisi sekarang ini, bila masyarakat tetap abai dengan protokol kesehatan, maka tenaga medis juga akan kebablasan merawat pasien karena terus bertambah. Oleh karena itu Pemerintah harus tegas, agar virus ini tidak menyebar luas secara massif mengingat banyaknya kelonggaran-kelonggaran dalam penerapan aturan.
Data yang diperoleh sementara ini, untuk pasien COVID-19 di Sulsel mengalami peningkatan 34 orang hari ini, Rabu 21 Mei 2020 terkonfimasi positif. Jumlah sementara mencapai 1.135 pasien positif tersebar di 24 kabupaten kota se Sulsel.