Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 5.929 personel gabungan yang berasal dari Satuan Tugas (Satgas) Darat berasal dari unsur TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, dan dari kementerian serta lembaga pemerintah memadamkan api di lima provinsi.
Dalam keterangan pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, para personel disebar di Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah masing-masing berjumlah 1.512 personil, sedangkan di Kalimantan Barat berjumlah 1.395 personel.
Upaya Satgas Darat didukung oleh operasi udara di bawah kendali Satgas Udara. Jumlah tersebut belum mencakup dukungan dari pihak swasta, seperti APP Sinar Mas yang berkekuatan 3.180 personel tersebar di lima provinsi.
Satgas Udara mengerahkan armada helikopter dan "fixed wing", yang difungsikan untuk pemadaman, pendinginan, patroli dan survei.
Menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut, helikopter disiagakan di empat provinsi, yaitu Riau 17 helikopter, Sumatera Selatan tiga helikopter, Kalimantan Barat sebanyak enam helikopter dan Kalimantan Tengah tujuh helikopter.
Helikopter yang ditempatkan di Riau merupakan dukungan dari BNPB tujuh unit, KLHK sebanyak satu unit, swasta delapan unit, dan TNI sebanyak satu unit.
Total air yang digunakan untuk pemadaman dan pendinginan sejumlah 61,06 juta liter untuk semua wilayah terdampak. Selain armada helikopter, satuan tugas udara didukung pesawat untuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). Operasi ini dimaksudkan untuk memicu terjadinya hujan di wilayah-wilayah yang terpapar "hotspot" dengan menebarkan garam di awan potensial.
Perkembangan per 29 Juli 2019 pukul 16.00 WIB luas lahan terbakar di Riau seluas 27.683,47 hektare. Dampak luas lahan di wilayah Riau terbesar dibandingkan wilayah lain di Provinsi Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Luas lahan terbakar teridentifikasi di wilayah Kalimantan Barat 2.273,97 hektare, Sumatera Selatan 236,49 hektare, Kalimantan Selatan 52,53 hektare, Kalimantan Tengah 27 hektare, dan Jambi 4,18 hektare.
Sementara itu, hotspot atau titik panas dengan kategori kepercayaan lebih dari 80 persen atau tinggi terpantau di wilayah-wilayah tersebut. Titik panas tercatat hingga pukul 16.00 WIB hari ini (29/7) yakni di Riau 27 titik, Jambi sebanyak 26 titik, Kalimantan Tengah sebanyak 14 titik, Kalimantan Barat sebanyak 12 titik, dan Sumatera Selatan sebanyak lima titik, sedangkan Kalimantan Selatan tidak teridentifikasi adanya hotspot.
Meskipun terpantau adanya titik panas, kualitas udara di Pekanbaru, Riau pada kategori baik. Kualitas udara tersebut sempat pada kategori sedang sebelumnya.
Baca juga: BNPB: Luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia capai 30.477 hektare