Jakarta (Antaranews Lampung) - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebutkan tidak membuka impor beras tambahan karena stok yang dimiliki saat ini sebesar 2,7 juta ton di gudang Bulog dinilai cukup.
"Sebelumnya sudah ada 1,2 juta ton yang lalu, makanya kami tidak mau impor dulu. Hari ini sebenarnya sudah sangat penuh gudang. Kami tidak bisa tampung semua," kata pria yang akrab disapa Buwas itu di Kantor Perum Bulog Jakarta, Selasa (31/7).
Buwas menyatakan perseroan tidak membuka impor tambahan meskipun Kementerian Perdagangan pada 23 Juli 2018 telah memperpanjang izin impor yang diberikan sebesar 1 juta ton.
Menurut dia, impor beras yang dilakukan Bulog sebesar 500 ribu ton dari izin impor yang telah diberikan sebelumnya. Selain itu, selama kepemimpinannya menjadi Dirut Bulog, impor beras sejauh ini belum dibuka kembali.
"Itu izin perpanjangan agar kita tidak terkena 'demurrage'. Secara administrasi ada yang harus kita perpanjang," kata dia.
Buwas menyatakan bahwa saat ini stok beras yang dimiliki Bulog sebesar 2,5 juta sampai 2,7 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk penyerapan beras dari petani dalam negeri sebesar 1 juta ton sampai September mendatang.
"Mungkin sampai September dari dalam negeri 1 juta ton kelompok tani siap berikan pada kami. Penyerapan harian kira-kira 9-10 ribu ton dari semua wilayah," kata dia.
Ia menambahkan beras impor sebanyak 22.500 ton asal Thailand yang tiba di Pelabuhan Merak, Cilegon, pada Senin (30/7) merupakan rangkaian dari impor beras yang dilakukan pemerintah sebanyak 500 ribu ton.
"Itu beras dari waktu yang lama, yang sudah diproses dulu, namun baru datang hari ini. Bukan impor yang sekarang," kata Buwas.
Buwas: Bulog tidak impor beras tambahan
Sebelumnya sudah ada 1,2 juta ton yang lalu, makanya kami tidak mau impor dulu. Hari ini sebenarnya sudah sangat penuh gudang. Kami tidak bisa tampung semua, kata Buwas