Dinkes Lampung distribusikan logistik tingkatkan deteksi dini infeksi DBD

id DBD Lampung, antisipasi DBD Lampung, deteksi dini DBD, Dinkes lampung

Dinkes Lampung distribusikan logistik tingkatkan deteksi dini infeksi DBD

Ilustrasi- Pemeriksaan kesehatan masyarakat di salah satu fasilitas kesehatan di Kota Bandarlampung. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi

Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung mulai mendistribusikan logistik guna meningkatkan deteksi dini infeksi demam berdarah dengue (DBD) di seluruh Puskesmas di wilayah setempat.
 

"Sudah didistribusikan logistik ke kabupaten dan kota, agar nantinya bisa didistribusikan ke seluruh Puskesmas sebagai upaya meningkatkan deteksi dini infeksi dengue," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Edwin Rusli berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Sabtu.

Ia menjelaskan logistik yang didistribusikan sebagai upaya meningkatkan deteksi dini dengue tersebut meliputi rapid diagnostic test (RDT) NS1 atau RDT Combo, kemudian larvasida atau abatisasi dan insektisida yang merupakan cairan untuk fogging.

"Ini dilakukan sebagai bentuk penanggulangan DBD yang sudah mulai merambah ke beberapa wilayah di Lampung, dan untuk insektisida saat ini hanya tersisa bufferstok dari Kementerian Kesehatan sehingga diberikan kepada kabupaten dan kota prioritas dengan kriteria kasus tinggi," katanya.

Dia mengatakan telah dilakukan pula penguatan surveilans dengue untuk mengawasi dan meningkatkan kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus, serta siap merespon cepat penanggulangan bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) dengue di kabupaten dan kota.

"Dinas Kesehatan Provinsi Lampung juga telah berkoordinasi ke seluruh dinas kesehatan kabupaten serta kota untuk melakukan perencanaan dan penganggaran dalam penanggulangan DBD untuk dimasukkan dalam kegiatan perencanaan daerah. Dan sekaligus memperkuat regulasi penanggulangan dengue hingga sampai desa," ucapnya.

Menurut dia, upaya preventif dan promotif dengan kemandirian masyarakat, melalui gerakan satu rumah satu jumantik pun telah dilakukan sebagai upaya mencegah bertambahnya kasus DBD.

"Kami pun berupaya mencapai angka bebas jentik lebih besar dari 95 persen dari persentase rumah atau tempat-tempat umum yang tidak ditemukan jentik, selain melalui gerakan satu rumah satu jumantik juga dilakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk 3M plus di tempat-tempat umum," tambah dia.

Diketahui pada Januari 2024 ada peningkatan kasus DBD yang cukup signifikan di Provinsi Lampung dengan jumlah kasus 562 kasus bila dibandingkan bulan yang sama di 2023 yang hanya 278 kasus, hal tersebut terjadi akibat adanya curah hujan yang tinggi.

Terinci kasus DBD di 15 kabupaten dan kota meliputi untuk di Kota Bandarlampung total kasus 13 orang, Kabupaten Lampung Utara 96 kasus, Lampung Tengah 143 kasus, Lampung Selatan 18 kasus, Lampung Barat 32 kasus, Tulang Bawang 22 kasus, Tanggamus 10 kasus, Kota Metro 19 kasus.

Kemudian Lampung Timur ada 32 kasus DBD dengan 1 kasus kematian, Waykanan 32 kasus, Pesawaran 17 kasus, Mesuji 30 kasus, Tulang Bawang Barat 37 kasus, Pringsewu 33 kasus, dan Pesisir Barat 28 kasus dengan 1 kasus kematian.

Sedangkan bila dilihat berdasarkan usia sebaran kasus DBD ada 293 orang pasien masuk dalam rentang usia 15-44 tahun, 156 orang berusia 5-14 tahun, 85 orang masuk dalam usia lebih dari 44 tahun, lalu ada 21 orang terkena DBD di rentang usia 1-4 tahun dan 9 orang berusia kurang dari 1 tahun.