Uskup Tanjung Karang sebut ibadah Jumat Agung dilakukan sesuai prokes

id Corona Lampung, COVID Lampung, protokol kesehatan, ibadah Jumat agung

Uskup Tanjung Karang sebut ibadah Jumat Agung dilakukan sesuai prokes

Pelaksanan ibadah Jumat Agung di Katedral Kristus Raja dilakukan secara terbatas. Bandarlampung, Jumat 2/4/2021 (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Bandarlampung (ANTARA) - Uskup Keuskupan Tanjung Karang Mgr Yohanes Harun Yuwono mengatakan pelaksanaan ibadah Jumat Agung di sejumlah tempat ibadah di Kota Bandarlampung dilakukan terbatas dan sesuai protokol kesehatan untuk mencegah penularan kasus COVID-19.

"Ibadah kali ini terutama di Katedral Kristus Raja Tanjung Karang yang biasanya berlangsung cukup lama, saat ini dilakukan lebih cepat, yakni dari pukul 12.00 hingga 13.30 WIB," ujar Mgr. Yohanes Harun Yuwono, di Bandarlampung, Jumat.

Ia mengatakan percepatan tersebut dilakukan untuk mencegah adanya penularan COVID-19 dengan mengurangi interaksi antarumat saat melaksanakan ibadah di rumah ibadah.

"Tidak hanya dilakukan dengan cepat, pelaksanaan ibadah juga hanya dilakukan satu kali dengan jumlah yang terbatas agar meminimalkan adanya penularan COVID-19 antar umat saat beribadah," ucapnya.

Menurutnya, pada pelaksanaan ibadah Jumat Agung di Katedral Kristus Raja Tanjung Karang hanya dihadiri 65 orang saja.

"Untuk yang beribadah secara tatap muka ini terbatas, ada 50 orang perwakilan gereja dari lingkungan yang nantinya bertugas membagikan komuni berupa roti dan anggur sakramen kepada umat, dan 15 orang warga umum ini benar- benar kita batasi," katanya.

Ia mengatakan meski ibadah Jumat Agung dilakukan secara terbatas, jemaat diharapkan untuk tetap melaksanakan ibadah dengan khidmat dan melakukan introspeksi diri.

"Jumat Agung bagi umat merupakan momen yang sangatlah spesial selama rangkaian perayaan Paskah, meski dilakukan secara terbatas diharapkan jemaat dapat terus memaknai ini dengan baik," ucapnya lagi.

Hal serupa juga dikatakan oleh salah seorang warga jemaat yang melakukan ibadah secara tatap muka, Zakeus.

"Meski ibadah selama setahun belakang mengalami perbedaan yang sangat mencolok akibat pandemi COVID-19, kita tetap bersyukur karena masih bisa melakukan peribadahan dengan baik," ujar Zakeus.

Ia menjelaskan dengan menerapkan protokol kesehatan secara konsisten dan ketat di lingkungan tempat ibadah, diharapkan dapat mengurangi risiko pemaparan COVID-19.

"Kalau ibadah tatap muka tentu protokol kesehatan jadi hal utama yang harus dilakukan untuk menjaga diri kita, dan ibadah secara virtual pun bisa membantu untuk mencegah persebaran COVID-19," katanya.