Majukan daerah, Pemkab Sintang Kalbar terus gali potensi pariwisata dan ekonomi kreatif

id Sintang, bukit kelam,Kalbar,wisata sintang,wisata kalbar

Majukan daerah, Pemkab Sintang Kalbar terus gali potensi pariwisata dan ekonomi kreatif

Bupati Sintang, Kalimantan Barat, Jarot Winarno. (ANTARA/Humas)

"Sintang mulai mengurangi ketergantungan pada ekonomi konvensional tapi beralih pada ekonomi kreatif. Tenun ikat terus kita perkuat. Pariwisata pelan-pelan maju dan berkembang," kata Bupati Sintang, Jarot Winarno dihubungi di Sintang, Minggu.
Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) terus menggali potensi pariwisata dan sektor ekonomi kreatif dalam rangka memajukan daerah.

"Sintang mulai mengurangi ketergantungan pada ekonomi konvensional tapi beralih pada ekonomi kreatif. Tenun ikat terus kita perkuat. Pariwisata pelan-pelan maju dan berkembang," kata Bupati Sintang, Jarot Winarno dihubungi di Sintang, Minggu.


Ia menjelaskan bahwa Bukit Kelam menjadi ikon Kabupaten Sintang. Pihaknya menargetkan Festival Kelam yang rutin digelar bisa masuk ke 100 kalender pariwisata Indonesia.

"Bukit Kelam adalah The Most Accesible Heart of Borneo. Tagline-nya adalah minum kopi di Jakarta, makan siang di Pontianak dan makan durian di Bukit Kelam karena akses transportasi yang sudah lancar," kata dia.
Baca juga: Pemkot Singkawang tata kawasan kota pusaka ditopang APBN Rp14 miliar

Menurut dia, bagi wisatawan yang bosan dengan wisata laut, pihaknya siap menarik ke Sintang dengan wisata alamnya. Seperti Bukit Kelam dan tenun ikat dan yang lainnya.

"Selain Bukit Kelam kita juga memiliki Air Terjun Nokan Nayan. Air terjun itu adalah hidden paradise. Namun hingga kini akses jalan ke sana belum ada sama sekali," papar dia.

Saat ini, kata Jarot, kunjungan wisatawan ke Sintang terus meningkat tetapi sayangnya belum mampu meningkatkan kontribusi kepada sektor UMKM dan pendapatan asli daerah.

"Mungkin wisatawan datang tetapi mereka belum meninggalkan uang yang banyak di Sintang. PAD di sektor pariwisata tidak meningkat. Wisata yang banyak belum kita manfaatkan untuk kepentingan ekonomi masyarakat,” jelas dia.
Baca juga: Dinas Pariwisata Kalbar mendorong pembentukan desa wisata unggulan

Masyarakat di Kalbar menyebut Gunung Kelam sebagai Bukit Kelam karena secara umum masyarakat setempat menyebut gunung sebagai "bukit raya". Untuk pendakian mencapai puncak dibutuhkan waktu 4-5 jam untuk naik dan 3-4 jam untuk turun.

Gunung ini memiliki tanaman endemik kantong semar dari spesies Nepenthes clipeata. Gunung Kelam membentang dari barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl merupakan sebongkah batu raksasa (monolit).

Tempat ini terletak 20 km dari kota Sintang dan sekitar 395 km dari Pontianak ibu kota Kalimantan Barat. Kawasan Gunung Kelam berada di wilayah Kecamatan Kelam Permai. Bukit Kelam berada di antara dua sungai besar yaitu Sungai Melawi dan Sungai Kapuas.