Denpasar (ANTARA) - Konsulat Jenderal AS di Surabaya melatih 80 orang lebih pemangku kepentingan industri pariwisata di Bali untuk perlindungan diri dari insiden kimia dan biologis, sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kepercayaan diri wisatawan.
Keterangan resmi dari Konsulat Jenderal AS di Surabaya yang diterima di Denpasar, Rabu, menyebutkan pelatihan pada 4 November 2019 itu diselenggarakan oleh Kantor Keamanan Diplomatik AS yang bertanggung jawab atas langkah-langkah perlindungan terhadap insiden kimia dan biologis.
Puluhan pemangku kepentingan industri pariwisata di Denpasar yang dilatih itu, termasuk anggota Dewan Penasihat Keamanan Luar Negeri (OSAC) Bali Chapter, staf Bandara Internasional Ngurah Rai, dan perwakilan dari konsulat asing.
"Pelatihan ini meningkatkan keamanan dan kepercayaan diri bagi jutaan wisatawan yang mengunjungi Bali setiap tahun. Ini adalah contoh lain dari kemitraan jangka panjang antara Amerika Serikat dan Indonesia dan menunjukkan komitmen kami terhadap stabilitas dan keamanan di wilayah ini," kata Konsul Jenderal AS Surabaya Mark McGovern.
Baca juga: Pesona Nusa Dua Fiesta 2019 menargetkan 15.000 pengunjung
Pelatihan setengah hari itu difokuskan pada langkah-langkah perlindungan diri yang dapat diambil jika terpapar bahan kimia berbahaya atau biologis. Instruktur utama pelatihan adalah Marvin Galmore, Koordinator Pelatihan Regional; Keamanan Diplomatik AS.
Pelatihan itu bertujuan membantu peserta mengembangkan keterampilan dasar dan memberikan kesadaran umum tentang bahan kimia dan biologis, tetapi yang lebih penting lagi bagaimana mengidentifikasi langkah-langkah untuk membantu menyelamatkan hidup.
"Pelatihan ini adalah bagian dari penjangkauan pemerintah AS yang luas di seluruh Indonesia bagian timur untuk meningkatkan kemitraan di bidang keselamatan, keamanan, dan keahlian," katanya.
Baca juga: Misi diplomasi negara pengaruhi kondisi pariwisata Bali
Sebelumnya, Agen Layanan Keamanan Diplomatik Konsulat Jenderal Amerika Serikat Surabaya memberikan pelatihan penyidikan penipuan dokumen dan pengakuan dari para pemalsu dokumen kepariwisataan kepada lebih dari 200 perwakilan dari industri pariwisata di Bali pada 25-26 September 2019.