"Jika seandainya kita bisa membawa pasien dengan cepat segera ke rumah sakit kemungkinan dia bisa pulih total atau memiliki gejala sisa yang minimal sekali yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari itu jauh lebih besar ketimbang kita terlambat membawa pasien ke rumah sakit," ucap Kurniawan dalam webinar HUT RSCM ke 103 tahun yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Pada proses pemulihan pasien stroke, gejala sisa akan lebih berat jika sebelumnya terlambat dibawa ke rumah sakit, seperti masih ada gangguan bicara dan lemas separuh badan.
Untuk itu biasanya dokter selalu memberikan obat pengencer darah dan obat sesuai faktor risiko pasien.
"Biasanya kita selalu memberikan obat-obatan pengencer darah dan obat-obatan sesuai dengan faktor risiko pasien. Kalau pasien yang ada darah tinggi kita kasih obat darah tingginya, kalau ada diabetes atau penyakit gula kita kasih obat diabetes," ucapnya.
Stroke terhadap kaum muda
Sementara itu, dokter spesialis Neurologi dr. Ruth Mariva. SpS mengatakan untuk mencegah adanya serangan stroke di usia muda maka perlu mengendalikan faktor risiko sejak dini.“Stroke merupakan gangguan aliran darah atau defisit neurologi di otak yang menimbulkan penurunan kesadaran mendadak dan ini bisa menyerang siapapun,” ujar dr. Ruth Mariva dari RS Imanuel Way Halim itu.
Ia mengatakan, saat ini serangan stroke tidak hanya menyerang orang lanjut usia saja, namun juga menyerang anak muda di usia produktif sekitar 30 hingga 40 tahun.
“Oleh karena itu untuk mencegah adanya serangan stroke di usia muda, maka perlu mengendalikan faktor risiko penyebab stroke sejak dini,” katanya.
Ia menjelaskan, langkah pencegahan stroke di usia muda yang harus dilakukan yakni dengan mengendalikan faktor risiko utama seperti hipertensi, harus melakukan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi, hingga mengurangi makanan cepat saji serta mengelola stres.
“Karena pola hidup anak muda saat ini berbeda dengan zaman dahulu terkadang kurang berolah raga karena sibuk bekerja, lalu begadang dan merokok. Ini juga menjadi faktor risiko terjadinya stroke. Sebab stroke ini cukup merugikan karena menjadi salah satu penyakit yang paling banyak menyebabkan kecacatan serta mortalitasnya cukup tinggi,” tambahnya.
Ia menambahkan, dengan mengendalikan faktor risiko maka risiko adanya serangan stroke di usia muda pun dapat dihindari.
“Pencegahan stroke ini bisa secara sekunder ataupun primer, karena stroke ini bisa terjadi serangan berulang maka diharapkan di hari stroke sedunia ini masyarakat yang masih di usia produktif harus lebih menyadari dan menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Sebab lebih baik mencegah dari pada mengobati,” tambahnya.