Bandarlampung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung menyatakan bahwa nilai tukar petani (NTP) di Lampung pada Oktober 2025 mencapai 127,72 atau mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen dibanding nilai tukar petani di bulan sebelumnya.
Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Lampung M Sabiel Adi Prakasa dalam rilis secara daring di Bandarlampung, Senin, mengatakan nilai tukar petani pada Oktober yang naik tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,01 persen, menjadi 160,05.
"Komoditas penyumbangnya adalah ubi kayu, lele, ikan bawal, cabai merah, tomat, dan sapi potong. Nilai tersebut lebih rendah dari penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,09 persen," ujarnya.
Penurunan indeks harga yang dibayarkan petani sebesar 0,09 persen itu, memiliki nilai sebesar 125,31, dengan komoditas penyumbang adalah cabai rawit, bawang merah, beras, cabai merah, dan kelapa tua.
"Nilai tukar petani Provinsi Lampung di Oktober 2025 untuk masing-masing subsektor meliputi untuk tanaman pangan sebesar 104,90, tanaman hortikultura 118,46, tanaman perkebunan rakyat 165,34, peternakan 97,23, perikanan tangkap 113,21, dan perikanan budidaya 96,73," katanya.
Pada Oktober 2025 ini, lanjut M Sabiel, juga telah terjadi penurunan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) Provinsi Lampung sebesar 0,16 persen, yang dominan disebabkan oleh turunnya indeks kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,34 persen.
"Sedangkan nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) di Provinsi Lampung di Oktober 2025 sebesar 131,11 atau turun 0,14 persen, dibanding dengan nilai tukar usaha rumah tangga pertanian di September 2025 yang nilainya sebesar 131,29," ucap dia.
Nilai tukar petani adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani, terhadap indeks harga yang dibayar petani. Dan nilai tukar petani ini merupakan salah satu indikator untuk menunjukkan daya tukar dari produk pertanian, dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Baca juga: BPS catat inflasi Lampung 1,20 persen pada Oktober 2025
Baca juga: BPS Lampung catat jumlah penumpang KA capai 69.222 pada September
Baca juga: BPS Lampung: "Off farm" harus dekat desa untuk tumbuhkan ekonomi
