Kuala Lumpur (ANTARA Lampung) - Radio Republik Indonesia (RRI) mempermudah akses siaran bagi pendengarnya di seluruh dunia, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informatika dan bisa diakses melalui Android.

"RRI juga bisa didengarkan di seluruh dunia dengan Android. Pengguna bisa mendownload RRI Play melalui aplikasi Google play store atau Apple play store," kata Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), Rosarita Niken Widiastuti di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu.

Niken menjelaskan ada 170 lebih pilihan siaran RRI di seluruh Indonesia seperti di Boven Digul, Ende, Entikong hingga di kota-kota besar.

RRI juga punya saluran khusus musik klasik, keroncong, jazz dan lainnya. Bahkan kini, RRI juga punya "radio picture" atau radio bergambar seperti televisi.

"Kita punya lima saluran radio bergambar. Itu bisa diakses dengan mudah, " ucapnya.

Selain itu, RRI juga punya komunitas pendengar yang luar biasa di luar negeri seperti para Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) , Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4).

"Komunitas tersebut sudah bekerja sama dengan RRI. Selain mengisi siaran seminggu sekali, mereka juga senantiasa mendengarkan berita-berita mengenai Tanah Air yang disiarkan oleh RRI," ucapnya.

Sementara itu, radio milik negara ini terus memperkuat penyiarannya ke mancanegara melalui serangkaian kerja sama dengan lembaga penyiaran di banyak negara yang tergabung dalam Asia-Pacific Institute for Broadcasting Development (AIBD).

"Dengan bergabung dalam AIBD, informasi tentang Indonesia semakin banyak yang diketahui oleh para pendengar di seluruh dunia," ungkapnya.

Dijelaskannya, anggota AIBD mencapai 500 anggota dari 70 negara Asia Pasifik dan sejumlah negara dari kawasan lainnya.

Media Sosial Niken yang juga merupakan President of AIBD General Conference mengatakan di Asia Media Summit masing-masing lembaga penyiaran atau media saling berdiskusi.

Salah satu yang ditekankan dari penyelenggaraan Asia Media Summit adalah pentingnya penggunaan media sosial seperti facebook, twitter dan lainnya untuk media radio dan televisi.

Penggunaan media sosial, kata Niken, tidak terlepas dari perkembangan teknologi dan media baru.

"Mau tidak mau, media radio dan televisi harus bertransformasi untuk melibatkan media sosial," ucapnya.

Dalam diskusi dengan berbagai negara, baik dengan negara maju seperti Swedia, Australia dan Korea, ternyata RRI perlu memiliki portal khusus untuk media sosial dan media baru yang lebih operasional.

"Ada semacam 'code of conduct' media sosial dan RRI sebagai lembaga penyiaran telah lama melibatkan masyarakat melalui media sosial,� kata Niken disela-sela kegiatan Asia Media Summit yang berlangsung pada 26-28 Mei di Kuala Lumpur, Malaysia.

Menurut dia, Asia Media Summit, dinilai ajang yang sangat tepat dan strategis bagi media tradisional seperti televisi dan radio untuk duduk bersama dan menyusun strategi dalam mengikuti perkembangan.

Niken menekankan penggunaan media sosial di kawasan Asia-Pasifik, tercatat durasi rata-rata sampai September 2014, mencapai 1,6 jam per hari. Filipina menempati urutan pertama dalam keterlibatan penggunaan internet yakni 3,4 jam per hari, diikuti Malaysia, Thailand dan Indonesia.

"Sekarang ini sosial media marak. Bahwa di Asia Pasifik, jutaan masyarakat menggunakan sosial media seperti facebook dan twitter,� ujarnya.

Acara tersebut juga dihadiri Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon dan Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia, YB Dato� Sri Ahmad Shabery Cheek serta Duta Besar RI Untuk Malaysia, Herman Prayitno dan sejumlah perwakilan negara sahabat lainnya.
 

Pewarta : Aulia Badar
Editor : Samino Nugroho
Copyright © ANTARA 2024