Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengatakan perlu adanya upaya menaikkan kualitas pendidikan di daerahnya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih berada di peringkat 20 secara nasional.
"Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lampung masih tergolong rendah yakni peringkat terakhir di Sumatera dan urutan ke+20 secara nasional. Dimana rendahnya angka tersebut didorong oleh kualitas pendidikan yang belum memadai," ujar Rahmat Mirzani Djausal berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan bonus demografi dapat menjadi peluang besar. Namun bila kualitas sumber daya manusia masih rendah, maka yang menikmati kemajuan bukan masyarakat Lampung.
"Saat ini 68 persen penduduk Lampung berada dalam usia produktif dengan rentang 15-65 tahun. Dan menjadikan Provinsi Lampung berpotensi lebih cepat menikmati bonus demografi sebelum 2028," ucap dia.
Dia menjelaskan adanya potensi tersebut akan sia-sia jika tidak dilaksanakan dengan peningkatan kualitas pendidikan dan daya saing tenaga kerja.
"Tercatat hanya 21-22 persen lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi, dan hanya sekitar 62 persen lulusan SMP yang masuk ke SMA. Kondisi ini terus terjadi setiap tahun, sehingga menghambat peningkatan IPM di Lampung," tambahnya.
Kemudian dari 30.000 lulusan D3 hingga S1 setiap tahunnya dari perguruan tinggi di Lampung, hanya sekitar sekitar 800 lulusan yang terserap oleh industri lokal.
“Kami hanya punya sekitar 200 perusahaan industri, jauh tertinggal dari provinsi tetangga. Bahkan dari 2.000 lowongan kerja untuk lulusan S1, 1.200 diisi oleh lulusan dari luar Lampung,” jelasnya.
Menurut dia, di Lampung masih minim keterpaduan sistem pendidikan, mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Yang semuanya berjalan sendiri-sendiri tanpa visi dan arah yang terintegrasi. Lalu perlu juga dilakukan pengetatan standar kompetensi serta kelulusan, agar siswa dan mahasiswa siap menghadapi dunia kerja.
"Selama ini yang terjadi pelajar itu yang penting lulus, bukan kompeten. Sekolah dan universitas perlu bersinergi, menciptakan sistem pendidikan yang menyeluruh dan berjenjang," tambahnya.
Ia pun mengajak seluruh pihak, untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam membentuk sumber daya manusia unggul, sebagai pondasi menuju Indonesia Emas 2045.
“Periode 2025-2030 adalah fase kritis pembentukan generasi emas. Anak-anak SMP dan SMA hari ini adalah pemimpin dan pelaku pembangunan 2045 jadi harus terus dibimbing,” ujarnya.
Baca juga: Gubernur Lampung: Kebijakan uang komite sekolah murah masih dikaji
Baca juga: Gubernur: Pemusnahan sabu 14,9 kg wujud lindungi generasi muda di Lampung
Baca juga: Pemprov Lampung beri uang saku bagi calon haji Rp1 juta per orang