BPS: Ekspor Lampung naik 15,90 persen pada Oktober 2022

id bps lampung, ekspor lampung, impor lampung, komoditas lampung

BPS: Ekspor Lampung naik 15,90 persen pada Oktober 2022

Kepala BPS Lampung Endang Retno Sri Subiyandani. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi

Sedangkan, nilai impor Provinsi Lampung pada Oktober 2022 mencapai 196,28 juta dolar atau turun 51,24 persen dibanding September 2022, katanya
Bandarlampung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat nilai ekspor daerah setempat pada Oktober 2022 mencapai 639,77 juta dolar AS atau naik 15,90 persen dibandingkan September 2022.

"Sedangkan, nilai impor Provinsi Lampung pada Oktober 2022 mencapai 196,28 juta dolar atau turun 51,24 persen dibanding September 2022," kata Kepala BPS Provinsi Lampung Endang Sri Retno Subiyandani di Bandarlampung, Kamis.

Ia menyebutkan, sepuluh golongan barang utama ekspor Lampung pada Oktober 2022 adalah lemak dan minyak hewan/nabati ; batu bara; kopi, teh, rempah-rempah; ampas/sisa industri makanan; dan olahan dari buah-buahan/sayuran.

Lalu, bubur kayu/pulp; ikan dan udang; berbagai produk kimia; gula dan kembang gula; serta daging dan ikan olahan.

Endang mengatakan peningkatan ekspor Oktober 2022 terjadi pada tujuh golongan barang utama yaitu lemak dan minyak hewan/nabati naik 23,45 persen; batu bara naik 22,96 persen; dan ampas/sisa industri makanan naik 64,30 persen.

Kemudian, bubur kayu/pulp naik 6,98 persen; ikan dan udang naik 17,50 persen; berbagai produk kimia naik 39,37 persen; serta daging dan ikan olahan naik 9,18 persen.

Sedangkan, golongan barang yang mengalami penurunan adalah kopi, teh, rempah-rempah turun 2,38 persen; olahan dari buah-buahan/sayuran turun 3,49 persen; gula dan kembang gula turun 40,51 persen.

Negara utama tujuan ekspor Provinsi Lampung pada Oktober 2022 adalah Tiongkok sebesar 97,56 juta dolar AS.

Selanjutnya, Italia 83,34 juta dolar, India 78,33 juta, Amerika Serikat 64,47 juta, Pakistan 48,58 juta, Korea Selatan 28,46 juta, Jepang 26,93 juta, Thailand 22,37 juta, Selandia Baru 21,12 juta, dan Afrika Selatan 16,12 juta.