Naomi Osaka temukan kenyamanan dalam kekalahan
Jakarta (ANTARA) - Naomi Osaka tentu kecewa setelah kalah dua set langsung dari Iga Swiatek pada final Miami Open, tetapi juara Grand Slam empat kali itu mengatakan dia mungkin meninggalkan Florida dengan sesuatu yang lebih berharga daripada trofi kemenangan.
Osaka hanya kehilangan satu set dalam perjalanannya ke final, di mana performa impresifnya berakhir dengan tiba-tiba saat dia kalah 4-6, 0-6. Namun, petenis Jepang berusia 24 tahun itu mengatakan bahwa dia mendapat pelajaran berharga saat gagal.
"Saya telah belajar bahwa... saya tidak tahu, saya tidak kecewa seperti biasanya, seperti yang saya pikir biasanya saya akan menangis di ruang ganti atau sesuatu seperti itu, tetapi sekarang saya santai saja," kata Osaka dikutip dari Reuters, Minggu.
"Saya merasa seperti saya tahu apa yang ingin saya lakukan lebih baik, dan saya hanya ingin kembali dan mulai berlatih lagi untuk semoga memenangi turnamen lain kali."
Kata-kata semangat tersebut datang dari Osaka, yang mengambil istirahat dari dunia tenis tahun lalu untuk memprioritaskan kesehatan mentalnya dan tiba di Florida setelah tersingkir lebih awal di Indian Wells di mana dia menangis setelah dicemooh selama pertandingan.
Osaka, yang kemenangan terakhirnya di turnamen terjadi pada Australian Open 2021, mengatakan sikapnya tersebut tidak berarti dia tidak haus akan lebih banyak gelar, dia justru mendorong dirinya menjadi pemain yang lebih baik.
"Ini semua tentang menjaga perspektif tertentu. Bermain bersama Iga hari ini, mengetahui permainan yang dia mainkan, saya kira saya harus lebih memikirkannya... khususnya apa yang saya pelajari hari ini," ujar Osaka.
"Rasanya keren terpesona kepada seseorang, seperti lawan, tetapi pada saat yang sama, saya merasa saya cukup kuat sehingga itu tidak boleh terjadi."
"Jadi saya agak sedikit kesal, tapi saya merasa, Anda tahu, ini seperti proses belajar, dan sesuatu yang baik akan terjadi pada akhirnya jika saya tetap bertahan dengan apa yang saya lakukan."
Osaka mengatakan dia akan menghadapi musim lapangan tanah liat yang akan datang dengan "sangat serius" dan berencana untuk menonton video juara putra French Open 13 kali Rafael Nadal untuk mempelajari pergerakannya di permukaan tanah liat.
Untuk pertama kali dalam kariernya, Osaka juga berencana untuk menghabiskan satu pekan pelatihan di Eropa untuk mempersiapkan Madrid Open, yang tahun lalu dimenangi oleh Aryna Sabalenka ketika petenis Belarusia itu menemukan cara untuk mengubah nasibnya di lapangan tanah liat.
"Sepertinya saya jelas bukan ahli tanah liat, tapi, Anda tahu, saya merasa jika saya menyatukan gerakan saya, saya seharusnya cukup bagus," kata Osaka.
"Anda tahu, Madrid, Sabalenka memenanginya tahun lalu, jadi saya pikir ada peluang bagi saya untuk melakukannya dengan baik juga. Saya hanya harus mengumpulkan mentalitas saya untuk mengetahui bahwa setiap pertandingan akan menjadi pertarungan," ujarnya menambahkan.
Osaka hanya kehilangan satu set dalam perjalanannya ke final, di mana performa impresifnya berakhir dengan tiba-tiba saat dia kalah 4-6, 0-6. Namun, petenis Jepang berusia 24 tahun itu mengatakan bahwa dia mendapat pelajaran berharga saat gagal.
"Saya telah belajar bahwa... saya tidak tahu, saya tidak kecewa seperti biasanya, seperti yang saya pikir biasanya saya akan menangis di ruang ganti atau sesuatu seperti itu, tetapi sekarang saya santai saja," kata Osaka dikutip dari Reuters, Minggu.
"Saya merasa seperti saya tahu apa yang ingin saya lakukan lebih baik, dan saya hanya ingin kembali dan mulai berlatih lagi untuk semoga memenangi turnamen lain kali."
Kata-kata semangat tersebut datang dari Osaka, yang mengambil istirahat dari dunia tenis tahun lalu untuk memprioritaskan kesehatan mentalnya dan tiba di Florida setelah tersingkir lebih awal di Indian Wells di mana dia menangis setelah dicemooh selama pertandingan.
Osaka, yang kemenangan terakhirnya di turnamen terjadi pada Australian Open 2021, mengatakan sikapnya tersebut tidak berarti dia tidak haus akan lebih banyak gelar, dia justru mendorong dirinya menjadi pemain yang lebih baik.
"Ini semua tentang menjaga perspektif tertentu. Bermain bersama Iga hari ini, mengetahui permainan yang dia mainkan, saya kira saya harus lebih memikirkannya... khususnya apa yang saya pelajari hari ini," ujar Osaka.
"Rasanya keren terpesona kepada seseorang, seperti lawan, tetapi pada saat yang sama, saya merasa saya cukup kuat sehingga itu tidak boleh terjadi."
"Jadi saya agak sedikit kesal, tapi saya merasa, Anda tahu, ini seperti proses belajar, dan sesuatu yang baik akan terjadi pada akhirnya jika saya tetap bertahan dengan apa yang saya lakukan."
Osaka mengatakan dia akan menghadapi musim lapangan tanah liat yang akan datang dengan "sangat serius" dan berencana untuk menonton video juara putra French Open 13 kali Rafael Nadal untuk mempelajari pergerakannya di permukaan tanah liat.
Untuk pertama kali dalam kariernya, Osaka juga berencana untuk menghabiskan satu pekan pelatihan di Eropa untuk mempersiapkan Madrid Open, yang tahun lalu dimenangi oleh Aryna Sabalenka ketika petenis Belarusia itu menemukan cara untuk mengubah nasibnya di lapangan tanah liat.
"Sepertinya saya jelas bukan ahli tanah liat, tapi, Anda tahu, saya merasa jika saya menyatukan gerakan saya, saya seharusnya cukup bagus," kata Osaka.
"Anda tahu, Madrid, Sabalenka memenanginya tahun lalu, jadi saya pikir ada peluang bagi saya untuk melakukannya dengan baik juga. Saya hanya harus mengumpulkan mentalitas saya untuk mengetahui bahwa setiap pertandingan akan menjadi pertarungan," ujarnya menambahkan.