Program Berdikari Dompet Dhuafa Kepri sukses olah jamur tiram

id Jamur Tiram, Program Berdikari Dompet Dhuafa

Program Berdikari Dompet Dhuafa Kepri sukses olah jamur tiram

Program Berdikari Dompet Dhuafa Kepri sukses olah jamur tiram. Foto Antara/HO-Dompet Dhuafa.

Batam (ANTARA) - Berawal dari budidaya jamur tiram, seorang ibu rumah tangga di Bukit Tempayan, Batu Aji, Kota Batam, Kepulauan Riau, sukses mengolah jamur tiram menjadi kuliner jajanan otak-otak jamur. Selain memiliki rasa yang enak nan gurih, olahan rumahan ini juga berkhasiat menyehatkan tubuh, khususnya meningkatkan asupan nutrisi untuk pencegahan kasus stunting pada anak.

Wanita yang akrab dipanggil Ibu Mujiatun tersebut memanfaatkan ruang-ruang di rumahnya untuk melakukan budidaya jamur tiram dan langsung mengolahnya sendiri menjadi kuliner otak-otak jamur. Tidak ingin merasa berhasil sendiri, ia kemudian mengajak 61 ibu rumah tangga lainnya untuk belajar bersama guna membantu menambah peningkatkan ekonomi keluarga.

Keberhasilan Ibu Mujiatun disokong oleh kebaikan para donatur Dompet Dhuafa yang ingin usaha ini terus meningkat dan menghasilkan pemasukan ekonomi bagi masing-masing keluarga. Program ini bernama Berdikari (Pemberdayaan dan Pendampingan Keluarga Mandiri) Budidaya Jamur Tiram dan menjadi salah satu program pemberdayaan ekonomi oleh Dompet Dhuafa Kepulauan Riau.

Program ini berbasis komunal dengan konsep desentralisasi terhadap 61 ibu rumah tangga yang tergabung dalam Puskopkar Batu Aji, sebagai penerima manfaat. Sebanyak 20 dari mereka merupakan janda yang kini menjadi tulang punggung keluarga.

Perempuan kelahiran tanah Jawa yang menetap di Batam sejak 1992 tersebut sudah lama menekuni dunia bisnis kuliner kreatif. Ia bercerita, awal mula bertemu dengan Dompet Dhuafa adalah pada Juni 2023. Kemudian pada Bulan November, ia dan Dompet Dhuafa mulai merencanakan sebuah ide usaha untuk keluarga anak yatim, yaitu budidaya jamur tiram. Jamur tiram dipilih karena dirasa mudah untuk membudidayakannya.

“Budidaya jamur ini saya rasa sangat mudah. Tidak perlu punya tanah berhektar-hektar, tidak perlu alat-alat pertanian yang besar-besar yang mahal-mahal. Tidak perlu terpapar sinar UV juga. Jadi bisa dilakukan hanya di rumah sambil ngelonin anak, sambil masak, sambil berdagang. Tapi bisa terus produksi dan panen,” terangnya kepada tim Dompet Dhuafa saat ditemui di kediamannya pada Jumat (12/5/2023).

Terlebih sebelumnya, dirinya juga sudah pernah memperlajari dan menekuni proses budidaya jamur tiram. Hingga pada 19 Februari 2023, program ini mulai berjalan dengan melibatkan 61 penerima manfaat.

Berbeda dengan otak-otak ikan yang sering ditemui, otak-otak jamur ini memiliki tampilan yang lebih kemerahan sebab dimasukkan lebih banyak bumbu di dalamnya, termasuk cabe merah. Selanjutnya, komposisi dasarnya tentu adalah jamur tiram dan diimbuhi sedikit unsur ikan di dalamnya. 

Sedangkan kemasan pembungkusnya terbuat dari daun kelapa. Ini yang juga menyebabkan jajanan ini mampu mengeluarkan aroma seperti santan. Di sisi lain, Batam merupakan daerah produsen kelapa beserta turunannya, termasuk santan kemasan yang sering kita nikmati. 

Bisa dibilang, Ibu Mujiatun adalah pelopor kuliner otak-otak jamur di Batam. Jajanan ini dapat ditemui di acara-acara bazar dan beberapa tempat kuliner wisata, salah satunya di Agrowisata Jambu Marina Batam.



TENTANG DOMPET DHUAFA

Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial. Menapaki perjalanan tiga dekade (30 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi,  sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR.