Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Penyair kondang asal Lampung Isbedy Stiawan ZS mengikuti Pertemuan Penyair 8 Negara di Banda Aceh, 14-18 Juli 2016, sekaligus meluncurkan buku puisinya "Melipat Petang ke Dalam Kain Ibu".
Menurut Isbedy, saat dihubungi dari Bandarlampung, Minggu, keikutsertaannya ke Banda Aceh itu sebagai bukti bahwa kehidupan sastra di Provinsi Lampung sudah diperhitungkan di tingkat antarbangsa.
Dalam pertemuan itu, sastrawan Riau Fakhrunnas MA Jabbar membedah buku kumpulan puisi terbaru Isbedy Stiawan ZS bertajuk "Melipat Petang ke Dalam Kain Ibu", Sabtu (16/7) petang.
Pada sesi bedah buku puisi, juga menghadirkan cerpenis Azhari Aiyub yang membincangkan buku puisi Fikar W Eda, "Sepiring Mie Aceh Secangkir Kopi Gayo Bertalam Giok Nagan."
Pada Malam Ekspresi yang digelar di panggung tertutup Sultan Selim II, sejumlah penyair membacakan puisi masing-masing, yaitu Isbedy Stiawan ZS (Lampung), Muhammad Ibrahim Ilyas (Sumatera Barat), Fikar W Eda (Jakarta), Dhenok Kristianti (Yogyakarta), Rudi Fofid (Maluku), Hamdy Saad (Yogyakarta), dan lain-lainnya.
Sebelumnya, tiga puisi sastrawan nasional asal Lampung Isbedy Stiawan ZS itu, juga masuk dalam antologi puisi Pasie Karam yang diluncurkan pada pertemuan penyair Nusantara di Meulaboh, Aceh pada 28 Agustus 2016, masing-masing berjudul "Di Bawah Gerimis", "Di Bawah Matahari", dan "Kata-Kata Dan Bulan Mengambang."
Tiga puisi Isbedy itu terpilih berdasarkan seleksi yang dilakukan tim kurator yang terdiri dari D Kemalawati (Banda Aceh), serta Mustafa Ismail dan Fikar W Eda (Jakarta).
Antologi puisi dimaksud dicetak dengan ukuran kertas A5 dengan tebal sekitar 500 halaman. Tak hanya sastrawan dari Indonesia, antologi itu juga memuat puisi sastrawan dari Malaysia, Singapura, dan Rusia.
Menjelang keberangkatan ke Aceh, Isbedy sempat berpamitan dengan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo pada Jumat (14/7).
Gubernur Ridho mendukung keikutsertaan sastrawan Isbedy Stiawan ZS ke Pertemuan Penyair 8 Negara di Banda Aceh, 15-18 Juli 2016.
Dia berharap dengan kehadiran wakil Lampung dalam pagelaran sastra internasional tersebut dapat membawa nama baik daerah, sehingga, Lampung dengan kekayaan seni budaya dan pariwisatanya makin dikenal di luar.
Isbedy sehari sebelumnya juga menemui Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri. Wagub Lampung meminta penyair Isbedy dapat menjaga nama baik Provinsi Lampung.
Wagub juga berharap Isbedy bisa mempromosikan pariwisata, seni budaya, dan keberhasilan pembangunan di daerah ini kepada masyarakat luar khususnya peserta Temu Penyair Delapan Negara di Banda Aceh itu.