Jakarta (Antaranews Lampung) - Menteri Sosial Idrus Marham meninjau lokasi terdampak gempa bumi Banten yang terjadi pada Selasa (23/1) untuk memastikan proses tanggap darurat berjalan dengan baik.
"Saya ingin memastikan para korban telah menerima bantuan dan perlindungan yang layak," kata Mensos dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Pascagempa yang terjadi di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten, Menteri Sosial Idrus Marham secara maraton memantau dan memastikan proses tanggap darurat berlangsung baik.
Mensos meninjau lokasi terdampak gempa di Desa Kuta, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor untuk bertemu dengan warga terdampak gempa.
Sebelumnya ia ke Kecamatan Panggarang, Kabupaten Lebak, untuk melihat langsung bagaimana proses penanganan terhadap pengungsi.
Mensos mengatakan penyaluran seluruh bantuan harus merata dan proporsional sesuai kebutuhan di lapangan. Pihaknya juga terus memonitor dan meminta tim untuk menyisir para korban gempa.
Pantau Presiden Joko Widodo, lanjutnya, terus memantau perkembangan penanganan pengungsi dan warga terdampak gempa. Beliau juga berpesan untuk berkomunikasi dengan semua pihak terkait dalam rangka penanganan bencana ini.
"Bapak Presiden memerintahkan agar semua yang korban gempa mendapatkan perlindungan. Semua anak bangsa yang terkena musibah harus diurus dengan baik," katanya.
Total bantuan yang disalurkan untuk gempa di Banten dan Jawa Barat sebesar Rp2,5 miliar dalam bentuk logistik, santunan untuk ahli waris dua korban meninggal, serta kendaraan siaga bencana berupa mobil tangki air.
Mensos mengatakan sesaat setelah terjadi gempa pada Selasa (23/1), Tim Kementerian Sosial turun ke lapangan dan melakukan pendataan.
Ada tiga hal yang dilakukan secara bertahap yakni membangun tenda dan dapur umum untuk pengungsi, memberikan bantuan untuk rumah yang rusak akibat gempa dan menyiapkan jaminan hidup.
"Bantuan Stimulan Pemulihan Sosial ini diberikan jika semua persyaratan telah terpenuhi dengan dilakukan asesmen dan penilaian langsung dilapangan oleh petugas Pusat dan Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota," paparnya.
Gempa bumi berkekuatan 6,1 SR terjadi pada hari Selasa pukul 13.34 WIB. Sebanyak tujuh kabupaten terdampak gempa yakni Provinsi Jawa Barat meliputi Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur. Sementara di Provinsi Banten meliputi Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, Tangerang.
Di Lebak, gempa dirasakan warga Kecamatan Bayah, Wanasalam, Cilograng, Panggarangan, Lebak Gedong, Sobang, Cimarga, Sajira, Cihara, Cirinten, Cijaku, Ci Gemblong, Bojong Manik, Muncang, Cibadak, Malingping. Cileles, Cibeber.
Di Pandeglang, wilayah terdampak gempa adalah Kecamatan Majasari, Cikeusik, Cimanggu, Panimbang, Bojong, Saketi, Sukaresmi, Cibaliung dan Cigeulis.
Di Serang wilayah terdampak gempa meliputi Kecamatan Mancak, Padarincang, Gunungsari dan Jawilan. Sementara di Bogor wilayah terdampak gempa adalah Kecamatan Megamendung, Pamijahan, Ciawi, Sukajaya, Nanggung dan Caringin.
Selanjutnya di Kabupaten Cianjur, kerusakan akibat gempa dirasakan warga Desa Tanggeung, Desa Pagermaneuh, dan SMK Tanggeung. Untuk Sukabumi di Pabuaran, Cibitung, Surade, Cidolog, Warung Kiara dan Kabandungan Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Ditjen Linjamsos), jumlah korban meninggal sebanyak dua orang, korban luka-luka sebanyak 16 jiwa, dan 878 jiwa mengungsi. Jumlah pengungsi terbanyak di Kabupaten Lebak sebanyak 460 jiwa, Kabupaten Bogor sebanyak 378 jiwa, dan Sukabumi sebanyak 40 jiwa.
Guncangan gempa juga menyebabkan 602 rumah rusak berat dan sebanyak 3.284 rumah rusak ringan.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat mengungkakan pihaknya telah mengintruksikan Dinas Sosial Provinsi Banten dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat serta Taruna Siaga Bencana (Tagana) melakukan distribusi logistik ke lokasi terdampak.
Bantuan logistik diberikan kepada korban yang mengalami kerusakan rumah berat dan saat ini mengungsi di tenda pengungsian, maupun rumah tetangga dan keluarga.
"Saya ingin memastikan para korban telah menerima bantuan dan perlindungan yang layak," kata Mensos dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Pascagempa yang terjadi di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten, Menteri Sosial Idrus Marham secara maraton memantau dan memastikan proses tanggap darurat berlangsung baik.
Mensos meninjau lokasi terdampak gempa di Desa Kuta, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor untuk bertemu dengan warga terdampak gempa.
Sebelumnya ia ke Kecamatan Panggarang, Kabupaten Lebak, untuk melihat langsung bagaimana proses penanganan terhadap pengungsi.
Mensos mengatakan penyaluran seluruh bantuan harus merata dan proporsional sesuai kebutuhan di lapangan. Pihaknya juga terus memonitor dan meminta tim untuk menyisir para korban gempa.
Pantau Presiden Joko Widodo, lanjutnya, terus memantau perkembangan penanganan pengungsi dan warga terdampak gempa. Beliau juga berpesan untuk berkomunikasi dengan semua pihak terkait dalam rangka penanganan bencana ini.
"Bapak Presiden memerintahkan agar semua yang korban gempa mendapatkan perlindungan. Semua anak bangsa yang terkena musibah harus diurus dengan baik," katanya.
Total bantuan yang disalurkan untuk gempa di Banten dan Jawa Barat sebesar Rp2,5 miliar dalam bentuk logistik, santunan untuk ahli waris dua korban meninggal, serta kendaraan siaga bencana berupa mobil tangki air.
Mensos mengatakan sesaat setelah terjadi gempa pada Selasa (23/1), Tim Kementerian Sosial turun ke lapangan dan melakukan pendataan.
Ada tiga hal yang dilakukan secara bertahap yakni membangun tenda dan dapur umum untuk pengungsi, memberikan bantuan untuk rumah yang rusak akibat gempa dan menyiapkan jaminan hidup.
"Bantuan Stimulan Pemulihan Sosial ini diberikan jika semua persyaratan telah terpenuhi dengan dilakukan asesmen dan penilaian langsung dilapangan oleh petugas Pusat dan Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota," paparnya.
Gempa bumi berkekuatan 6,1 SR terjadi pada hari Selasa pukul 13.34 WIB. Sebanyak tujuh kabupaten terdampak gempa yakni Provinsi Jawa Barat meliputi Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur. Sementara di Provinsi Banten meliputi Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, Tangerang.
Di Lebak, gempa dirasakan warga Kecamatan Bayah, Wanasalam, Cilograng, Panggarangan, Lebak Gedong, Sobang, Cimarga, Sajira, Cihara, Cirinten, Cijaku, Ci Gemblong, Bojong Manik, Muncang, Cibadak, Malingping. Cileles, Cibeber.
Di Pandeglang, wilayah terdampak gempa adalah Kecamatan Majasari, Cikeusik, Cimanggu, Panimbang, Bojong, Saketi, Sukaresmi, Cibaliung dan Cigeulis.
Di Serang wilayah terdampak gempa meliputi Kecamatan Mancak, Padarincang, Gunungsari dan Jawilan. Sementara di Bogor wilayah terdampak gempa adalah Kecamatan Megamendung, Pamijahan, Ciawi, Sukajaya, Nanggung dan Caringin.
Selanjutnya di Kabupaten Cianjur, kerusakan akibat gempa dirasakan warga Desa Tanggeung, Desa Pagermaneuh, dan SMK Tanggeung. Untuk Sukabumi di Pabuaran, Cibitung, Surade, Cidolog, Warung Kiara dan Kabandungan Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Ditjen Linjamsos), jumlah korban meninggal sebanyak dua orang, korban luka-luka sebanyak 16 jiwa, dan 878 jiwa mengungsi. Jumlah pengungsi terbanyak di Kabupaten Lebak sebanyak 460 jiwa, Kabupaten Bogor sebanyak 378 jiwa, dan Sukabumi sebanyak 40 jiwa.
Guncangan gempa juga menyebabkan 602 rumah rusak berat dan sebanyak 3.284 rumah rusak ringan.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat mengungkakan pihaknya telah mengintruksikan Dinas Sosial Provinsi Banten dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat serta Taruna Siaga Bencana (Tagana) melakukan distribusi logistik ke lokasi terdampak.
Bantuan logistik diberikan kepada korban yang mengalami kerusakan rumah berat dan saat ini mengungsi di tenda pengungsian, maupun rumah tetangga dan keluarga.