Bandarlampung (ANTARA) - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung mendukung adanya inklusivitas dengan mengadakan Special Event Pentas Seni dan Pemilihan Duta Remaja Lampung, di Dewan Kesenian Lampung, Bandarlampung, Kamis (19/6).
Dalam kegiatan tersebut, PKBI Lampung berkolaborasi bersama Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandarlampung dan Sahabat Difabel Lampung, untuk melakukan spesial performance, agar anak mendapatkan ruang publik untuk pemenuhan hak kebutuhan mereka, serta mendorong reintergritas sosial.
Direktur Eksekutif Daerah PKBI Lampung Muhamad Fajar Santoso dalam pernyataan, Jumat, mengatakan kegiatan ini diselenggarakan, agar masyarakat mempunyai perspektif yang sama terhadap kelompok-kelompok marjinal, salah satunya adalah teman-teman anak binaan dan anak disabilitas.
"Mungkin sebagian dari mereka ada yang belum percaya diri bahkan gemetar memegang mikrofon atau tampil di ruang publik, dengan kegiatan ini membuka ruang bagi mereka untuk tampil percaya diri di ruang publik untuk menunjukkan minat dan bakat dari teman-teman anak binaan dan anak disabilitas," ujarnya.
Ketua Pelaksana Achmad Alchoirro Ramadhan menambahkan acara ini juga diselenggarakan sebagai sarana mendorong keterlibatan orang muda, untuk konsen dan fokus terhadap permasalahan remaja dan inklusivitas di Provinsi Lampung.
Salah satu pengisi acara, Kharisma Band merupakan band binaan dari LPKA Kelas II Bandarlampung, yang beranggotakan lima personel, membawakan lagu Genit (Tipe X), Sekuat Hatimu (Last Child) dan Mangu (Fourtwoenty).
Kasi Pembinaan Pendidikan dan Bimkemas LPKA Kelas II Bandarlampung yang diwakili stafnya Wahyu menyatakan antusias dengan adanya kegiatan ini, karena minat dan bakat anak binaan dapat ditampilkan dan dilihat masyarakat luas.
"Walaupun terbatas tembok, tidak menghalangi mereka untuk menunjukkan bakat. Nama Band Kharisma sendiri diambil dengan harapan sesuai dengan singkatannya, yaitu (Kalangan Remaja Inspiratif Masa Kini), agar mereka tetap semangat menunjukkan bakatnya," ujarnya.
Penampilan Sahabat Difabel Lampung atau akrab disapa SADILA turut memukau para penonton, dengan menampilkan modern dance "abang jago" yang beranggotakan 10 anak, dan tari tradisional payung berbendi-bendi beranggotakan lima anak perempuan.
Pembina SADILA Armala Dewi mengatakan semakin banyak masyarakat yang tahu kegiatan anak muda yang positif, khususnya anak-anak yang memiliki kekurangan ini akan menghilangkan stigma tentang mereka.
"Mereka merupakan anak-anak yang perlu mendapatkan hak yang sama, dengan menampilkan anak-anak untuk berkreasi di ruang publik, menjadi bentuk kepedulian kita bersama," katanya..
Ia mengharapkan dari kegiatan ini muncul perspektif yang sama, bukan hanya tentang pelaku anak, tetapi tentang anak yang perlu mendapatkan pemenuhan terhadap hak-hak anak seperti pendidikan, kesehatan, dan eksplorasi diri. Kegiatan ini pun membuka ruang untuk anak-anak berani tampil di ruang publik.
Terlepas dari latar belakangnya anak-anak berhak atas ruang tumbuh, berekspresi, dan mendapat dukungan dalam hal pendidikan, kesehatan, serta eksplorasi diri.
Oleh karena itu, acara ini menjadi langkah kecil namun berarti dalam mendukung reintegrasi sosial anak-anak binaan dan anak-anak disabilitas di Lampung.