Bandarlampung (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Lampung Jihan Nurlela mengatakan bahwa deteksi dini pembawa sifat thalassemia penting untuk mencegah penambahan kasus.
"Berdasarkan laporan terakhir, terdapat lebih dari 165 pasien thalassemia yang menjalani perawatan rutin di RSUD Abdul Moeloek," ujar Jihan Nurlela dalam keterangannya di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan jumlah pasien thalassemia tersebut dapat ditekan dengan melakukan deteksi dini terhadap pembawa sifat thalassemia atau carrier secara masif dan terstruktur.
"Tantangan yang harus diselesaikan dimulai dari pembawa thalassemia, dengan cara memberi intervensi khusus agar tidak menghasilkan keturunan thalassemia mayor," katanya.
Wagub melanjutkan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dalam menanggulangi penyakit genetik, seperti thalassemia, dilakukan melalui pendekatan berbasis pencegahan, kolaborasi multidisipliner, serta pemanfaatan inovasi medis.
"Pemerintah pusat sudah mengalokasikan lebih dari Rp1 triliun per tahun hanya untuk menangani satu jenis penyakit hematologi yaitu thalassemia. Ini adalah angka yang besar dan menandakan bahwa kita tidak bisa lagi hanya berpikir kuratif, tetapi harus mulai bergerak secara preventif," ucapnya.
Ia pun menekankan pentingnya sinergi antara tenaga medis, peneliti, pemerintah, dan swasta, untuk mengatasi beban penyakit hematologi, khususnya thalassemia, yang tidak hanya menjadi masalah kesehatan tetapi juga berdampak besar terhadap negara.
"Dalam upaya memperluas akses layanan kesehatan Pemprov Lampung bekerja sama juga dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk membangun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) baru yakni RSUD KH Muhammad Thohir di Kabupaten Pesisir Barat. Hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk memastikan setiap warga Lampung mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas," ucapnya.
Selain itu sebagai bagian dari inovasi dan kolaborasi lintas sektor Pemprov Lampung juga telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan RS SSCR (Stemcell and Cancer Research) di Kareninan Agung Resort, Kota Semarang.
Kerja sama tersebut diarahkan untuk membuka laboratorium satelit di Lampung yang akan memperkuat layanan terapi stem cell, secretome, serta penanganan kanker.
Baca juga: Ditjen AHU apresiasi Lampung sebagai pelopor Musdesus Koperasi Merah Putih
Baca juga: Wagub Lampung: Pabrik pemurnian gleserin jadi upaya dukung hilirisasi
Baca juga: Wagub Jihan sebut masyarakat miskin ekstrem di Lampung capai 1 juta jiwa