Lampung Selatan (ANTARA) - Petugas menggagalkan percobaan penyelundupan satwa liar jenis burung, sebanyak 444 ekor tanpa dokumen di Pelabuhan Bakauheni Lampung, yang akan diselundupkan ke pulau Jawa.
Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin, di Kalianda, Sabtu membenarkan bahwa pihaknya bersama dengan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Lampung (Karantina Lampung) satuan pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni telah berhasil menggagalkan penyelundupan satwa dilindungi.
"Pengungkapan ini merupakan kerjasama Polres Lampung Selatan dan Pihak Karantina Lampung Selatan untuk mencegah perdagangan satwa liar ilegal yang merusak ekosistem satwa liar, terutama yang dilindungi, memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam," katanya.
Menurutnya, praktik pengangkutan tanpa izin seperti ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi mengancam kelangsungan hidup spesies yang terancam punah.
"Aksi penggagalan itu dilakukan pada Jumat (24/1) pukul 02.15 WIB di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni, Desa Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan," ucapnya.
Ia menjelaskan, bahwa petugas mengamankan dua pelaku yang diduga mengangkut 444 ekor burung, termasuk satwa dilindungi, tanpa dokumen resmi.
“Pelaku yang diamankan, AM(48) dan DK (44), bersama barang bukti berupa 23 keranjang berisi burung serta satu unit truk boks Mitsubishi Fuso dengan nomor polisi B 9132 PXV," ujarnya.
Ia menerangkan, jenis burung yang diangkut mencakup satwa dilindungi dan tidak dilindungi. Kasus ini juga bermula dari laporan petugas Karantina Lampung Selatan yang mencurigai kendaraan tersebut.
“Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan 444 ekor burung tanpa dokumen resmi. Para pelaku kini kami amankan untuk penyelidikan lebih lanjut,” ujarnya.
Dirinya menerangkan, kerja sama ini juga memiliki peran penting untuk mencegah perdagangan satwa liar ilegal yang merusak ekosistem satwa liar, terutama yang dilindungi, dalam menjaga keseimbangan alam.
Barang bukti yang berhasil diamankan oleh petugas 23 keranjang yang berisikan 444 ekor burung yang merupakan satwa liar dilindungi dan tidak dilindungi, satu unit R4 Mitsubhisi Fuso Box warna kuning nopol. B 9132 PXV yang digunakan sebagai alat angkut dan satu Unit handphone merk Vivo warna biru.
“Kedua pelaku saat ini sedang dilakukan pemeriksaan dan dijerat dengan Pasal 40 A ayat 1 huruf d dan ayat 2 huruf b UU RI NO 32 Tahun 2024 perubahan atas UU NO. 5 Tahun 1990 tentang KSDAE dan pasal Pasal 88 huruf a dan c UU NO. 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan," ujar dia.