Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Lampung mengatakan bahwa penggunaan teknologi bioflok dapat membantu meningkatkan produktivitas dan mengefisiensikan penggunaan air pada budidaya perikanan air tawar di tengah musim kemarau.
Ia mengatakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengefisienkan penggunaan air pada budidaya perikanan air tawar di daerahnya di tengah berlangsungnya musim kemarau dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi bioflok.
"Pengembangan budidaya menggunakan bioflok atau kolam bundar bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi lahan serta air terutama saat musim kemarau. Sehingga dengan mengembangkan budidaya yang tepat bisa menjaga produktivitas budidaya ikan air tawar," katanya.
Dia melanjutkan penggunaan kolam bundar tersebut tidak memerlukan lahan yang luas untuk budidaya, lalu penggunaan air serta jumlah kepadatan tebar pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Selain menggunakan teknologi bioflok dalam memaksimalkan produksi dan memanfaatkan ketersediaan air dengan efisien di musim kering, dapat pula dilakukan sistem mina padi. Dimana budidaya ikan air tawar dilakukan bersamaan dengan pengelolaan lahan persawahan.
"Selain itu dikembangkan pula sistem Recirculating Aquaculture Systems (RAS) atau sirkulasi tertutup, kemudian teknologi micro bubble oksigen untuk meningkatkan oksigen terlarut pada media budidaya perikanan air tawar," ucapnya.
Menurut dia, dalam memitigasi adanya perubahan iklim terhadap usaha perikanan budidaya dapat juga dilakukan pengelolaan budidaya melalui pendekatan ekosistem yakni melalui penerapan ekonomi biru dan penerapan prinsip berkelanjutan, lalu penentuan zonasi lahan budidaya yang tepat, dan pengembangan teknologi budidaya yang adaptif dan berbasis mitigasi.
"Lalu bisa juga melalui alih teknologi yang dapat dilakukan seperti penerapan trophic level di perairan, seperti penerapan budidaya ikan yang berdekatan dengan budidaya kerang dan rumput laut," tambahnya.