Pekanbaru (ANTARA) - Universitas Lancang Kuning (Unilak) bekerjasama dengan Ninik Mamak Kenagarian Kampa, Kabupaten Kampar sepakat merawat, menjaga, melestarikan, mengembangkan hutan adat di bidang pendidikan, riset dan ekowisata berwawasan lingkungan.
Kerjasama dituangkan dalam penandatanganan Memoroundum of Understanding (Mou), dilakukan oleh Rektor Unilak Dr. Junaidi dan datuk kenegerian Kampa yang di wakili oleh Drs.H.Afrizal Datuak Paduko, di Aula Pustaka Unilak, pada Jumat.
"Kerja sama dilakukan lebih untuk kepentingan bagi masyarakat Kampa sehingga hutan adat perlu dibuat perencanaan yang baik, untuk pendidikan, penelitian, ekowisata hijau tanpa merusak," kata
Rektor Unilak Dr. Junaidi.
Apalagi hutan adat kenegerian Kampa, kata Rektor sudah resmi disahkan oleh pemerintah melalui Kementerian LHK dan diserahkan langsung oleh Presiden Jokowi pada tahun 2019, melalui perjuangan yang sangat panjang, dan kawan WFI juga ikut memperjuangkan hutan adat itu.
"Saya secara pribadi dan secara institusi punya tanggung jawab moral untuk terus mengembangkan dan mempertahankan hutan adat yang berada di kenegerian Kampa.
Selain itu, lokasi hutan adat ini cukup dekat dari Pekanbaru dan hutan ini karena memiliki potensi sangat penting bisa dikembangkan maka melalui bidang pendidikan, nilai-nilai adat dan lingkungan, sehingga generasi anak kemanakan dapat terus menjaganya," katanya.
"Saya salut dengan datuk-datuk untuk mempertahankan hutan ini membuat semangat kami termotivasi lebih lagi supaya generasi yang akan datang mampu mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai adat budaya dalam menjaga hutan," tukasnya.
Sebagai lembaga pedidikan tinggi, pihaknya juga telah memberikan kuota kepada anak kemenakan kenegerian Kampa untuk kuliah di Unilak dengan memberikan beasiswa hingga tamat bagi mereka dari keluarga yang tidak mampu.
"Saat ini mereka telah diterima kuliah, dan tujuan mereka kuliah untuk menjaga dan meneruskan hutan adat yang telah diperjuangkan oleh datuk datuk Kenegerian Kampa," kata Junaidi.
Sementara itu Afrizal mewakili datuk-datuk Kenegerian Kampa menyebutkan keberadaan UNILAk diharapkan berkontribusi besar dalam kerjasama tersebut yang selama ini huatn adat diurus oleh ninik mamak saja, diyakini ke depan amsih banyak peluang kerjasama yang bisa dikembangkan.
"Sebagai pemangku adat, dalam era globalisasi ini memiliki tantangan yang sangat besar dan keras. Apabila kami saja yang mempertahankan, diibaratkan air yang yang deras, pancang kami ini bisa goyang. Hutan adalah makanan kami, air adalah darah kami dan batu-batuan adalah tulang kami sehingga perlu terus dilindungi, di rawat, dijaga dan dilestarikan," katanya.
Berita Terkait
Seorang pria diciduk Polda Riau karena manipulasi suara hakim terkait hasil sidang MK
Kamis, 18 April 2024 5:32 Wib
33.565 mobil lintasi jalan tol di Riau
Minggu, 14 April 2024 7:46 Wib
Seekor anak gajah lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau
Senin, 8 April 2024 11:29 Wib
Harga kelapa sawit Riau naik Rp427,30/kg
Selasa, 26 Maret 2024 22:14 Wib
BB KSDA Riau: Pekerja jangan tidur di barak usai serangan harimau
Senin, 18 Maret 2024 23:58 Wib
Ketua KPPS di Kuantan Singingi Riau meninggal saat bertugas
Kamis, 15 Februari 2024 19:12 Wib
Harga TBS sawit Riau turun Rp87,50/kg
Rabu, 7 Februari 2024 6:10 Wib
Banjir di Jalintim Sumatera di Pelalawan, Riau kembali meningkat
Jumat, 2 Februari 2024 5:42 Wib