Gubernur Lampung hadiri puncak peringatan Harganas ke-28 secara virtual

id bkkbn, harganas, wapres, covid

Gubernur Lampung hadiri puncak peringatan Harganas ke-28 secara virtual

Gubernur Lampung hadiri puncak peringatan Harganas Ke-28 secara virtual. ANTARA/HO

Saat ini, 1 dari 4 anak balita kita mengalami stunting
Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menghadiri Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-28 dan peluncuran vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 12-18 tahun secara virtual, bertempat di Mahan Agung, Bandarlampung, Selasa.

Hadir dalam Peringatan Harganas Ke-28 ini Wakil Presiden RI, jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, jajaran BKKBN Pusat dan daerah, gubernur dan bupati/wali kota seluruh Indonesia.

Peringatan Harganas Ke-28 Tahun 2021 ini mengambil tema "Keluarga keren cegah stunting". Tema tersebut diambil terkait tugas baru yang diamanatkan Presiden kepada BKKBN untuk menekan prevalensi stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo melaporkan, di tahun 2021 BKKBN telah melakukan pendataan keluarga dengan target 71.856.849 KK. Sebanyak 96,78 persen pendataan tersebut telah selesai dilakukan. Data tersebut sudah termasuk di dalamnya KK dengan keluarga yang rawan dengan risiko tinggi melahirkan anak stunting.

Hasto juga melaporkan, Launching Vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 12-18 dilakukan serentak pada hari ini di 3 provinsi, yaitu Jawa Barat di Kabupaten Sumedang dan Kota Bogor, Sulawesi Selatan di Kota Makassar, dan Kepulauan Bangka Belitung di Kota Pangkalpinang.

Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin mengatakan, pembangunan bangsa dimulai dengan membangun keluarga. Di sinilah peran penting BKKBN yang salah satu tugas utamanya adalah melaksanakan pembangunan keluarga. BKKBN harus dapat memastikan agar pembangunan keluarga diarahkan pada pembangunan keluarga yang berkualitas.

Wapres menyampaikan, pemilihan tema Harganas ke-28 ini sangat tepat karena saat ini, 1 dari 4 anak balita kita mengalami stunting. Data hasil survei Status Gizi Indonesia oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2019, prevalensi stunting pada balita tercatat 27,76 persen.

Sejak 2018, pemerintah telah melakukan berbagai upaya menurunkan prevalensi stunting, salah satunya dengan menajamkan intervensi gizi pada sektor kesehatan untuk menyasar pada ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan. 

Terkait percepatan penurunan angka stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024, Ma'ruf Amin mengingatkan BKKBN untuk berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, juga dengan lembaga non-pemerintah seperti dunia usaha, akademisi dan juga lembaga swadaya masyarakat. 
Baca juga: Harganas momentum tanamkan nilai sosial di keluarga
Baca juga: Kepala daerah di Lampung dapat penghargaan dari pemerintah