Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis syaraf Enseline Nikijuluw mengatakan membangkitkan rasa gembira dan bahagia merupakan cara efektif serta mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke.
"Selalu membangkitkan rasa gembira, berguna juga relaksasi pada otot dan kerja saraf tepi," kata Enseline kepada wartawan di Jakarta, Sabtu.
Dokter dari Siloam Hospitals Ambon itu mengatakan rasa senang akan memicu hormon dan neurotransmiter otak seimbang. Salah satu efeknya akan membuat kerja organ-organ tubuh lain semakin aktif dan imbang.
Baca juga: Dokter: Penderita stroke harus bergembira
Ia mengatakan terdapat mitos bahwa stroke merupakan penyakit turunan, menyerang orang tua dan tidak bisa dicegah. Padahal hampir 80 persen gejala penyakit stroke dapat dicegah melalui perilaku hidup sehat dan konsisten.
Penyembuhan stroke, kata dia, juga dapat diatasi cepat ketika timbul gejala dini dengan catatan segera diketahui dan diobati teratur jika merasakan gejala dini.
Enseline mengatakan cara mudah mengenali gejala stroke di antaranya sulit menelan air minum, gerakan sebagian anggota tubuh melemah dan sakit kepala muncul tak diduga.
"Karenanya sangat diperlukan melakukan pola hidup sehat sekaligus mengkonsumsi asupan gizi yang seimbang. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang tidak normal pada tubuh kita agar kita dapat mengatasi penyakit dengan pengobatan yang tepat," katanya.
Baca juga: Dokter :Cegah stroke dengan kontrol faktor risiko
Ia mengatakan faktor risiko yang menyebabkan stroke pada umumnya karena darah tinggi, gula darah, diabetes, kolesterol, asam urat, obesitas, kebiasaan merokok serta mengkonsumsi alkohol.
Data Penelitian Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan pada 2014 menyebutkan 21,1 persen dari seluruh penyebab kematian disebabkan oleh stroke.
Stroke juga merupakan penyebab kecacatan dan kematian tertinggi di Indonesia pada 2014. Pada 2015 stroke menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. Saat ini terdapat 17 juta kasus stroke, 6,5 juta kematian dan 26 juta penyintas.
Adapun data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) pada 2009 menyebutkan 65 persen pasien stroke mengalami kecacatan dari berbagai level, seperti tidak bisa berjalan, bergerak dan gejala lain.
Baca juga: Dokter: Pola sehat perbaiki hidup pasien stroke
Baca juga: Dokter : Waspadai Aritmia yang gejalanya jantung berdebar
Berita Terkait
Kepala RSPAD: Informasi Prabowo pernah "stroke" dua kali tidak berdasar
Jumat, 27 Oktober 2023 19:39 Wib
Dokter ajak masyarakat cegah stroke dengan melakukan "CERDIK"
Selasa, 24 Oktober 2023 12:11 Wib
Jantung dan stroke habiskan dana JKN Rp15,37 triliun
Senin, 23 Oktober 2023 9:09 Wib
Penyakit stroke penyebab kematian terbanyak di Indonesia
Senin, 25 September 2023 14:30 Wib
RSUDAM berhasil melakukan terapi trombolitik perdana bagi pasien stroke
Sabtu, 4 Februari 2023 15:17 Wib
Kendalikan faktor risiko stroke dengan aktivitas fisik
Jumat, 3 Februari 2023 11:24 Wib
Tiba-tiba sakit kepala hebat, bisa jadi gejala stroke
Jumat, 2 Desember 2022 10:20 Wib
Dokter: Kasus stroke mulai merambat ke usia muda
Senin, 14 November 2022 5:59 Wib