Kerajinan khas anyaman pita dikembangkan di Tulang Bawang Barat

id anyaman pita Tulang Bawang Barat,kerajinan tangan tulang bawang barat

Kerajinan khas anyaman pita dikembangkan di Tulang Bawang Barat

Produk anyaman pita dan rumput khas Kabupaten Tulang Bawang Barat, Bandarlampung, Jumat 01/11/2019 (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Bandar Lampung (ANTARA) - Kabupaten Tulang Bawang Barat kini tengah mengembangkan kerajinan khas berupa anyaman pita yang dibentuk menjadi berbagai produk. 

"Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki produk kerajinan khas berupa anyaman tikar dari rumput khusus yang banyak tumbuh di sekitar daerah, dan kami mengembangkan anyaman tersebut tidak hanya dengan bahan alami seperti rumput tetapi juga dengan pita," ujar Habibie perwakilan dari Dinas Koperindag Kabupaten Tulang Bawang,di Bandar Lampung, Jumat.

Menurutnya, anyaman pita sintetis sedang dikembangkan di Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan membuat pola-pola khas Lampung.

"Di Tulang Bawang Barat sejumlah pelaku UMKM dan IKM sedang mengembangkan anyam pita dengan beragam jenis motif Lampung salah satunya gunungan," ujarnya.

Baca juga : Industri Kecil Menengah hasilkan sulam ulat khas Kabupaten Mesuji

Sulam pita khas Tulang Bawang Barat dapat dibuat beberapa produk seperti peci, pakaian, clutch.

"Sulam pita biasanya diaplikasikan untuk memberi corak di bagian belakang atau depan pakaian, lalu ada juga yang dibuat menjadi peci, dompet, dan clutch, namun kita juga tetap mempertahankan anyaman alami dari bahan rumput khas Tulang Bawang," katanya.

Menurut Habibie, ada sedikit perbedaan antara produk anyaman sintesis dan alami,terlihat adanya rentang harga yang berbeda antara produk anyaman pita dan rumput alami, lalu ada perbedaan dalam perawatan produk.

"Produk anyaman tikar rumput alami harganya jauh lebih mahal, seperti tas dengan ukuran sedang kami jual dengan harga Rp 250.000 per tas, sedangkan produk anyaman pita untuk produk clutch dengan ukuran yang hampir menyamai produk tas dijual dengan harga yang lebih murah yaitu Rp 150.000, dan peci kita jual dengan harga Rp 100.000," ujarnya.

Menurutnya, produk anyaman tikar alami membutuhkan perawatan yang lebih rumit, caranya dengan selalu menjaga kelembapan tempat penyimpanan agar tidak rusak, sedangkan untuk produk anyaman pita hanya perlu dicuci dengan tangan untuk menghilangkan kotoran dan debu.


Baca juga: Pascatsunami, Perajin Teri Asin Pulau Pasaran Tetap Berproduksi