Bandarlampung (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Lampung Jihan Nurlela mengatakan Kelas Vokasi Migran mulai diminati oleh sekolah swasta di daerahnya untuk mendukung peningkatan kualitas calon tenaga kerja.
"Untuk Kelas Vokasi Migran sebenarnya program ini diikuti oleh sekolah SMA dan SMK Negeri. Namun setelah sosialisasi ternyata banyak sekolah swasta yang juga ingin bergabung," ujar Jihan Nurlela berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan ketertarikan sekolah swasta tersebut muncul karena program Kelas Vokasi Magang mampu melatih secara spesifik siswa yang hendak menjadi calon pekerja sesuai dengan kebutuhan industri.
"Kami saat ini sedang mengkaji mekanismenya. Sebab dari sisi fiskal, program ini tidak mungkin sepenuhnya dibebankan ke pemerintah, baik melalui APBN maupun APBD. Oleh karena itu tengah dipikirkan lagi pola bagi sekolah swasta yang berminat untuk melaksanakan program Kelas Vokasi Migran,” katanya
Terkait hal tersebut, lanjut dia, pemerintah provinsi bersama Japan Association for Construction telah melakukan peninjauan Kelas Vokasi Migran dan melakukan penguatan kerja sama, untuk melihat bagaimana program berjalan serta membahas peluang kerja sama ke depan.
"Mewakili Pemerintah Provinsi Lampung tentu sangat bangga. Hari ini hadir salah satu asosiasi konstruksi di Jepang. Mereka tertarik karena Lampung memiliki program spesifik dalam menyiapkan tenaga kerja sesuai kebutuhan mereka," ujar dia.
Ia mengatakan bahwa sektor konstruksi Jepang saat ini membuka kuota sekitar 80 ribu tenaga kerja untuk tenaga kerja Indonesia.
“Oleh karena itu Lampung menyiapkan sebanyak mungkin calon tenaga kerja dengan kualitas dan kualifikasi sesuai standar mereka. Karena itu, hari ini kami mendiskusikan apa saja kebutuhan mereka. Dan bersyukur mereka membuka peluang kerja sama termasuk kemungkinan memberi bantuan berupa instrumen dan peralatan untuk sekolah vokasi migran," ujar dia.
Tanggapan tambahan dikatakan oleh Perwakilan Japan Association for Construction (JAC) Yugo Okamoto yang memastikan Jepang masih banyak membutuhkan pekerja migran untuk memperkuat kinerja ekonomi lokal.
"Secara keseluruhan Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja. Di bidang konstruksi saja, kebutuhan tenaga kerja mencapai sekitar 80.000 orang. Saat ini komposisi pekerja di Jepang berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia," ujar Yugo Okamoto.
Ia mengatakan JAC juga mengupayakan agar setiap perusahaan di Jepang dapat memberikan dukungan berupa pendidikan langsung kepada calon pekerja dari Indonesia.
"Salah satu syarat yang diprioritaskan bagi pekerja untuk bekerja di Jepang yaitu kemampuan berbahasa Jepang. Kedua adalah keahlian. Keahlian ini bergantung pada proses dan jenis pekerjaan yang akan digeluti calon pekerja," katanya.
Ia juga mengatakan berkomitmen untuk mengusahakan agar calon pekerja muda Indonesia dapat memberikan manfaat, baik bagi Indonesia maupun Jepang, sehingga hubungan kedua negara semakin kuat.
"Saya berharap semakin banyak warga negara Indonesia yang berminat bekerja di sektor konstruksi di Jepang, sehingga dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan masyarakat di Jepang. Kami berharap Indonesia dapat menjadi salah satu penyumbang sumber daya manusia terbesar. Hal ini dikarenakan kondisi Jepang yang tengah mengalami kekurangan tenaga kerja akibat jumlah penduduk usia produktif yang terbatas," ujar dia.
Baca juga: Wagub Lampung minta jaga ketersediaan pangan jelang Natal-Tahun Baru
Baca juga: Wagub Lampung: ASN harus bisa jadi penggerak transformasi digital pemerintah
Baca juga: Wagub: Klinik Berhenti Merokok jadi layanan peduli kesehatan jantung