Bandarlampung (ANTARA) - Institut Teknologi Sumatera (Itera) melakukan diskusi guna membangun kolaborasi bersama tim Mitra Program Climate Resilient and Inclusive Cities (CRIC) dari Prancis yang tengah menjalankan program sistem peringatan dini di Kota Bandarlampung.

Tim yang terdiri Prof Youssef Diab, dari Universitas Gustave Eiffel (UGE) Prancis, Manager Program CRIC Hizbullah Arief, dan Field Officer CRIC Project, Kesuma Anugerah Yanti, diterima langsung oleh Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Itera Dr. Ir. Rahayu Sulistyorini,  di Ruang Rapat Gedung A, Selasa, (27/8).

Climate Resilient and Inclusive Cities (CRIC) adalah inisiatif 5 tahun yang dilaksanakan oleh UCLGASPAC bersama mitra organisasinya (Pilot4Dev, Universite Gustave Eiffel, ACR+, ECOLISE, dan AIILSG) dengan dukungan pendanaan dari Uni Eropa.

CRIC membantu pemerintah daerah dalam bentuk dukungan teknis yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam membangun ketahanan daerahnya dari dampak perubahan iklim. CRIC dilaksanakan di 10 kota sasaran dan telah berlangsung sejak tahun 2020.

Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Itera Dr. Ir. Rahayu Sulistyorini, menyambut baik kolaborasi yang akan dilakukan Itera bersama CRIC. Sebab, Itera yang saat ini akan memasuki usia satu dekade, telah memiliki banyak program studi yang sangat relevan dengan program yang tengah dijalankan CRIC.

Beberapa diantaranya seperti Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Arsitektur, Teknik Sipil, hingga Sains Atmosfer dan Keplanetan, dan prodi lainnya. Itera juga banyak memiliki sumber daya dosen yang pakar dalam berbagai bidang, termasuk mitigasi bencana.

Tema diskusi yang merujuk pada program sistem peringatan dini di Kota Bandarlampung yang tengah dijalankan oleh Mitra CRIC, mendapat sambutan dari para peserta.

Adapun peserta yang hadir mulai dari  Dekan Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Sekretaris LPPM Itera, perwakilan Fakultas Sains, dan Fakultas Teknologi Industri, serta jajaran Kepala Biro Akademik, Perencanaan dan Umum, dan Kepala Bagian Umum dan Akademik Itera.

"Kami sangat tertarik dengan kampus Itera, karena saya tahu bahwa kampus ini menjadi salah satu kampus terbaik di keilmuan atmosfer dan keplanetan. Dengan adanya masalah iklim yang melonjak, kami mengajak instansi Itera berkolaborasi dalam program CRIC, untuk membantu menyelesaikan masalah iklim yang ada di Bandarlampung," ujar Prof. Youssef.

Sementara Dekan Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan,Arif Rohman, S.T., M.T., menyatakan bahwa Itera siap mendukung adanya kolaborasi ini karena banyak dosen, termasuk dirinya yang juga telah melakukan berbagai riset terkait kerawanan bencana di Bandarlampung, seperti permasalahan banjir.

Arif juga menyampaikan, pihaknya siap berkolaborasi terkait data yang dimiliki Itera, guna mendukung program CRIC.

Sebagai informasi tambahan, 10 kota sasaran CRIC yaitu Cirebon, Bandarlampung, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Banjarmasin, Samarinda, Kupang, Mataram, Gorontalo, dan Ternate.

Dari hasil rapat ini, Prof. Youssef menginginkan kolaborasi dengan Itera dapat dilakukan melalui pertukaran pengetahuan, rencana aksi lokal untuk kota yang berketahanan iklim dan inklusif, dan komunikasi dan pengembangan kapasitas.

Dr. Rein Susinda Hesty, selaku perwakilan Pemerintah Kota Bandarlampung, yang juga dosen tamu di Prodi Arsitektur Lanskap Itera, menjadi salah satu penghubung kolaborasi antara Itera dengan CRIC.

(kerja sama)


Pewarta : Emir Fajar Saputra
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024