Kupang (ANTARA) - Bangkai satu paus sperma (Physeter macrocephalus) terdampar di kawasan pantai Wadumaddi di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Imam Fauzi di Kupang, Jumat, mengatakan bahwa paus sperma itu ditemukan terdampar di kawasan pantai dekat objek wisata Bukit Salju pada Kamis malam (7/4).
"Saat ditemukan sudah dalam keadaan membusuk," katanya.
Menurut dia, petugas BKKPN Kupang sudah berada di lokasi penemuan bangkai paus sperma yang panjangnya diperkirakan sekitar sembilan meter tersebut.
"Teman-teman dari BKKPN akan melakukan identifikasi dan pengukuran serta pengambilan sampel untuk uji DNA," katanya.
Imam mengemukakan bahwa paus sperma itu kemungkinan sudah mati di tengah laut beberapa hari lalu dan kemudian terbawa arus ke kawasan pantai di Desa Wadumaddi, Kecamatan Hawu Mehara.
Dia mengatakan bahwa setelah melakukan identifikasi, pengukuran, dan pengambilan sampel, petugas BKKPN Kupang akan menguburkan bangkai paus sperma tersebut.
Sementara itu, Kepala Polres Sabu Raijua AKBP Jakob Seubelan mengatakan bahwa warga setempat akan melakukan ritual adat sebelum penguburan bangkai paus.
"Rencananya akan dilakukan ritual adat oleh tokoh adat Mone Ama, baru dilanjutkan penguburan di sekitar pantai guna menghindari pencemaran biota laut," katanya.
Ia menambahkan, kepolisian mengerahkan petugas ke lokasi penemuan dan penguburan bangkai paus sperma untuk mencegah orang berkerumun untuk menyaksikannya.
Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Imam Fauzi di Kupang, Jumat, mengatakan bahwa paus sperma itu ditemukan terdampar di kawasan pantai dekat objek wisata Bukit Salju pada Kamis malam (7/4).
"Saat ditemukan sudah dalam keadaan membusuk," katanya.
Menurut dia, petugas BKKPN Kupang sudah berada di lokasi penemuan bangkai paus sperma yang panjangnya diperkirakan sekitar sembilan meter tersebut.
"Teman-teman dari BKKPN akan melakukan identifikasi dan pengukuran serta pengambilan sampel untuk uji DNA," katanya.
Imam mengemukakan bahwa paus sperma itu kemungkinan sudah mati di tengah laut beberapa hari lalu dan kemudian terbawa arus ke kawasan pantai di Desa Wadumaddi, Kecamatan Hawu Mehara.
Dia mengatakan bahwa setelah melakukan identifikasi, pengukuran, dan pengambilan sampel, petugas BKKPN Kupang akan menguburkan bangkai paus sperma tersebut.
Sementara itu, Kepala Polres Sabu Raijua AKBP Jakob Seubelan mengatakan bahwa warga setempat akan melakukan ritual adat sebelum penguburan bangkai paus.
"Rencananya akan dilakukan ritual adat oleh tokoh adat Mone Ama, baru dilanjutkan penguburan di sekitar pantai guna menghindari pencemaran biota laut," katanya.
Ia menambahkan, kepolisian mengerahkan petugas ke lokasi penemuan dan penguburan bangkai paus sperma untuk mencegah orang berkerumun untuk menyaksikannya.