Bandarlampung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat bahwa neraca perdagangan luar negeri Lampung mengalami surplus sebanyak 480,50 juta dolar AS di Oktober 2025.
"Perkembangan neraca perdagangan luar negeri Lampung mengalami perkembangan yang cukup baik dimana pada Oktober 2025 mengalami surplus sebanyak 480,50 juta dolar AS, dari bulan sebelumnya yang hanya 427,68 juta dolar AS," ujar Statistisi BPS Provinsi Lampung M Sabiel di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan surplus neraca perdagangan tersebut terbentuk atas adanya nilai impor sebesar 135,69 juta dolar AS, dan nilai ekspor sebesar 616,18 juta dolar AS.
Dari ekspor tersebut, seluruhnya merupakan ekspor nonmigas, yang antara lain mencakup lemak dan minyak hewan nabati 228,39 juta dolar AS, kopi teh dan rempah-rempah 178,4 juta dolar AS dan bahan bakar mineral 55,26 juta dolar.
Untuk negara tujuan ekspor Lampung tertinggi selama periode Oktober 2025 adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor 80,85 juta dolar AS, Pakistan memiliki nilai ekspor 58,34 juta dolar AS dan China 58 juta dolar AS.
Sedangkan, untuk nilai impor Lampung sebesar 135,69 juta dolar AS, antara lain mencakup impor nonmigas 131,56 juta dolar AS dan migas 4,13 juta dolar AS.
Impor nonmigas terbesar antara lain mencakup binatang hidup 25,65 juta dolar AS, produk gula dan kembang gula 22,5 juta dolar AS serta ampas dan sisa industri makanan 15,76 juta dolar AS.
Sebagian besar impor Lampung pada Oktober 2025 berasal dari sejumlah negara importir yakni Brasil senilai 35,4 juta dolar AS, Australia 25,98 juta dolar AS dan Amerika Serikat 14,53 juta dolar AS.
Dengan pencatatan surplus pada Oktober, maka secara keseluruhan neraca perdagangan Lampung pada Januari-Oktober 2025 tercatat surplus 3,6 miliar dolar AS yang mencakup ekspor 5,44 miliar dolar AS dan impor 1,75 miliar dolar AS.
"Sebagian besar ekspor Lampung tersebut berasal dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan lainnya serta industri pengolahan," ujarnya.
Baca juga: Inflasi tahunan Lampung di November 2025 sebesar 1,14 persen
Baca juga: Kemendagri minta pemda kendalikan harga pangan untuk jaga inflasi
Baca juga: BPS catat luas panen padi di Lampung capai 597.480 ha pada 2025
