Pembukaan lahan ilegal sebabkan konflik satwa dan manusia di Lampung Barat

id Lampung Barat ,Konflik harimau dan manusia ,Harimau mangsa petani,perambahan hutan ilegal, TNBBS

Pembukaan lahan ilegal sebabkan konflik satwa dan manusia di Lampung Barat

Arsip-Petugas gabungan dibantu warga mengevakuasi seekor harimau Sumatera dari kandang jebak di Lampung Barat. ANTARA/HO-Humas Polres Lampung Barat

Ini bukan lagi sekadar pelanggaran hukum, tapi juga ancaman nyata bagi keselamatan manusia

Lampung Barat (ANTARA) - Aktivitas pembukaan atau perambahan lahan secara ilegal di kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) menjadi faktor utama pemicu konflik satwa liar dan manusia di wilayah tersebut.

Kepala Balai Besar TNBBS, Hifzon Zawahiri dalam keterangan yang diterima di Lampung, Rabu, mengatakan aktivitas perambahan liar merupakan pemicu utama konflik satwa dan manusia yang sering terjadi di Lampung Barat.

"Setiap pembukaan lahan ilegal mempersempit ruang hidup satwa liar dan meningkatkan risiko interaksi yang berbahaya. Ini bukan lagi sekadar pelanggaran hukum, tapi juga ancaman nyata bagi keselamatan manusia," kata dia.

Menurutnya, sejak Februari 2024 hingga Januari 2025, tercatat lima kasus konflik harimau dan manusia di Kabupaten Lampung Barat, dengan korban empat orang meninggal dunia dan satu terluka.

Terjadinya peristiwa konflik harimau dan manusia yang menimpa Sudarso (59), seorang perambah ilegal asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menambah daftar panjang kasus manusia dimangsa harimau sumatera di Lampung Barat.

Ia mengatakan Sudarso ditemukan tewas mengenaskan pada Selasa (27/5) pukul 09.00 WIB di dekat gubuk miliknya yang berada di zona rehabilitasi kawasan konservasi. Hingga saat ini kematian korban diduga menjadi sasaran serangan harimau sumatera yang habitatnya terusik akibat pembukaan lahan ilegal.

"Jasad korban ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan di semak-semak sekitar 50 meter dari gubuk tempat tinggalnya di Pekon (Desa) Sukadamai, Kecamatan Air Hitam, Lampung Barat. Dari tubuh korban, hanya bagian kepala yang tersisa. Identitas Sudarso dikenali dari potongan pakaian yang ia kenakan," ujarnya.

Atas peristiwa itu, Balai Besar TNBBS terus berupaya melakukan patroli kawasan, pemasangan camera trap untuk pemantauan satwa, serta meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar tentang bahaya dan dampak dari aktivitas perambahan.

"Warga sekitar juga menyuarakan keresahan atas kejadian ini dan meminta agar pengawasan di kawasan TNBBS diperketat. Mereka menilai pembiaran terhadap perambahan hanya akan memperbesar potensi konflik di masa depan," ucapnya.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Konflik satwa-manusia di Lampung Barat dipicu pembukaan lahan ilegal

Pewarta :
Editor : Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.