Kebun binatang Bali Zoo kembangbiakkan Gajah Sumatera

id gajah sumatera,bali zoo,konservasi gajah,satwa dilindungi,bayi gajah,gajah melahirkan,gajah bali

Kebun binatang Bali Zoo kembangbiakkan Gajah Sumatera

Pawang gajah menuntun bayi gajah sumatra yang lahir di Bali Zoo, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat (22/12/2023) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Gianyar, Bali (ANTARA) - Kebun binatang Bali Zoo di Kabupaten Gianyar, Bali, berhasil mengembangbiakkan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) sehingga mendukung produktivitas upaya konservasi satwa dilindungi itu.

“Ini merupakan kelahiran kedua Gajah Sumatera di tempat kami sejak bayi gajah pertama lahir pada tahun 2021,” kata Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Bali Zoo Emma Kristiana Chandra di Desa Singapadu, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat.

 

Bayi Gajah Sumatera itu lahir melalui proses normal dengan bobot sekitar 80 kilogram di kandang lembaga konservasi dan edukasi itu pada Jumat (24/11) sekitar pukul 07.00 WITA.

Gajah yang diberi nama Kama itu lahir dari induk pasangan Nurhayati dan Budi, setelah berada dalam kandungan selama 22 bulan. Dengan lahirnya Kama, kata dia, maka menambah koleksi Gajah Sumatera yang ada di kebun binatang seluas 10 hektare itu menjadi 15 ekor.
 

Sementara itu Dokter Hewan Bali Zoo drh Arya Sandita menjelaskan bayi gajah yang berusia 28 hari itu belum bisa dikenalkan kepada publik karena harus melalui tahap observasi, perawatan, dan pengawasan, oleh tim kedokteran hewan.

Saat ini gajah jantan itu dalam kondisi sehat dengan bobot sekitar 90-100 kilogram dan mendapatkan susu dari sang induk hingga usia tiga tahun.

Sedangkan sang induk, Nurhayati yang berusia 38 tahun, kata dia, mendapatkan dua kali sehari tambahan pakan yang mengandung sumber protein, mineral, dan kalsium sebanyak 12 kilogram, berupa kacang panjang, kedelai rebus, jagung, dan pisang, selain makanan rutin sebanyak 240 kilogram berupa pelepah kelapa, rumput gajah, jagung dan daun pisang.

Arya menambahkan kedua induk gajah itu sebelumnya menjalani program pengembangbiakan melalui tahapan perjodohan dalam satu kandang.
 

Sebelum menjalani program itu, lanjutnya, induk gajah jantan dan betina menjalani tes darah dan tes USG untuk memastikan organ reproduksi dalam keadaan baik.

Setelah keduanya induk gajah itu kawin, tim dokter kemudian melakukan pemantauan rutin hingga melakukan rangkaian tes USG ketika usia kandungan 11 bulan, 14 bulan dan 21 bulan.

“Saat bayi lahir kami observasi 24 jam dalam satu minggu, kami pantau apa mau menyusu dengan induknya atau tidak dan syukurnya saat ini induknya sudah menyusui bayi gajah,” ucapnya.

Sementara itu lembaga global Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menetapkan status konservasi Gajah Sumatera dalam kategori terancam punah.

Pemerintah Indonesia melindungi satwa yang menjadi salah satu subspesies Gajah Asia itu dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.