Lampung Timur (ANTARA) - Darusman Kepala Desa Braja Asri kecamatan Braja Way Jepara Kabupaten Lampung Timur mengabarkan gajah liar Taman Nasional Way Kambas (TNWK) kembali masuk ke lahan pertanian warga dalam sepekan ini di Bulan Mei.
"Pada bulan puasa tahun 2025, gajah masuk ke lahan pertanian. Dalam sepekan ini, di akhir bulan Mei gajah masuk lagi," kata Kepala Desa Braja Asri Darusman di Lampung Timur, Rabu.
Darus menyebutkan, gajah yang masuk ke lahan pertanian, jumlahnya belasan ekor.
Dia mengatakan, masuknya gajah ke lahan pertanian telah menimbulkan kerugian ekonomi bagi petani berupa kerusakan tanaman. Kerugian lain yang dirasakan petani berupa kerugian sosial, dan keamanan.
"Petani harus berjaga tiap malam agar tanamannya tidak dimakan gajah. Bayangkan siang hari bekerja, sudah capek, waktunya malam beristirahat di rumah, malam harus berjaga di kebun, untuk mengawasi, mencegah gajah masuk," ungkapnya.
Darus menyatakan, peristiwa gajah masuk ke lahan pertanian terus berulang. Kondisi ini telah berlangsung puluhan tahun, dan tidak tahu kapan berakhir.
Desa Braja Asri adalah salah satu desa berdekatan atau berbatasan dengan TNWK. Sementara desa lainnya yang lahan pertaniannya kerap dilintasi gajah liar Way Kambas di antaranya Desa Braja Sakti, Desa Braja Yekti, Desa Braja Kencana, Braja Harjosari, Labuhanratu VII, Desa Braja Luhur, Desa Tambah Dadi, Toto Projo, Tanjung Tirto, Tegal Ombo,Tegal Yoso.
Pada November 2022, diwartakan seorang warga Desa Tambah Dadi, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur bernama Zarkoni (44) mengalami luka berat setelah diserang gajah liar dari hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK.
Meski sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Ahmad Yani, Kota Metro, nyawa Zarkoni tidak dapat diselamatkan. Peristiwa menimpa Zarkoni ini terjadi pada Rabu (9/11/22) malam pukul 19.30 WIB.
Kala itu, Zarkoni bersama dua temannya, bernama Sugiyanto (55) dan Saidi (45) pergi ke ladang untuk menjaga kebun dari gangguan gajah liar. Mereka menunggu dan beristirahat di gubuk yang berlokasi di perladangan jagung.
Zarkoni dan Saidi tidur di atas gubuk, sementara Sugiyanto di bawah untuk berjaga-jaga.
Pukul 02.30 WIB, tiba-tiba seekor gajah liar sudah berada di dekat Sugiyanto, sehingga Sugiyanto langsung berlari, dan kemudian gajah tersebut merobohkan gubuk yang saat itu Zarkoni dan Saidi sedang berada di atasnya. Karena Zarkoni tidak sempat berlari, kemudian gajah liar menyerang Zarkoni.
Peristiwa di atas adalah kondisi nyata dialami para petani desa penyangga TNWK. Puluhan tahun, petani harus menerima dampak kerugian ekonomi, sosial, bahkan sampai nyawa ketika gajah liar way Kambas mamasuki wilayah pertanian, dan perkebunan mereka.
Mengapa gajah mencari makan ke lahan pertanian
TNWK luasnya 1.300 km2. Terletak di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Di dalam Taman Nasional Way Kambas diperkirakan dihuni sebanyak 247 ekor gajah sumatera.
Secara geografi, lahan pertanian masyarakat desa penyangga berhadapan, atau berbatasan langsung dengan hutan TNWK. Ada puluhan desa yang berbatasan langsung dengan TNWK.
Letak lahan pertanian yang berdekatan dengan TNWK sehingga Gajah Way Kambas mencari makan di lahan pertanian masyarakat.
Selama ini, masyarakat atau petani desa penyangga menanggulangi gajah liar masuk ke lahan pertanian melalui cara pengawasan (ronda), patroli bersama petugas Polhut Balai TNWK, dan Masyarakat Mitra Polhut bentukan Balai TNWK.
Manakala gajah liar memasuki areal pertanian, secara bersama sama, para petani menggiring gajah keluar dari lahan pertanian. Menggunakan peralatan seadanya berupa kentongan, petasan, gerombolan gajah liar itu digiring kembali ke hutan.
Upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dengan membentuk Tim Kerja Terpadu Penanggulangan Konflik Gajah Manusia, melalui SK Bupati Nomor 522/341/B/2008 tanggal 06 Maret 2008.
Sementara pihak Balai Taman Nasional Way Kambas bersama mitranya, beberapa LSM konservasi membuat program pemberdayaan, penyuluhan, pembinaan masyarakat desa penyangga dalam rangka deteksi, dan mitigasi konflik manusia dengan gajah.
Tanggul solusi cegah gajah masuki lahan pertanian
Kepala Desa Braja Asri, Darusman berharap Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur memberi solusi mengatasi gajah sumatera yang kerap masuk ke lahan pertanian warganya.
"Permintaan kami, pemerintah memberi solusi. Sebagai tanggungjawab sosial kepada masyarakatnya," harap Darus.
Menurut Darusman, solusi jangka jangka panjang mengatasi agar gajah tidak masuk lahan pertanian adalah dengan memperbaiki tanggul sungai. Tanggul sungai itu adalah batas TNWK dengan lahan pertanian, perkebunan masyarakatnya.
"Solusi jangka panjang yang harus dilakukan pemerintah adalah dengan memperbaiki kanal sungai yang telah mengalami pendangkalan, membuat pelebaran, dan peninggian tanggul kanal sungai agar gajah sulit menyeberang," sambungnya.
Sementara, Humas Balai Taman Nasional Way Kambas Sukatmoko menyatakan, solusi permanen mencegah gajah liar memasuki lahan pertanian masyarakat adalah dengan membangun tanggul.
"Tanggul beton ini menjadi solusi permanen mencegah gajah tidak masuk ke area pertanian masyarakat," terangnya.
Sebelumnya, pada 7 Mei 2025, Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah berkomitmen akan membangun tanggul di sejumlah desa penyangga TNWK, agar gajah liar tidak dapat masuk ke lahan pertanian masyarakat.
Bupati Lamtim Ela Siti Nuryamah meninjau lokasi tiga desa penyangga yang direncanakan dibangun tanggul, yakni di Desa Toto Projo, Tanjung Tirto, Tegal Ombo.
Panjang tanggul yang direncakan dibangun, di Desa Tegal Ombo, sepanjang 2,6 KM, Desa Toto Projo sepanjang 2 km, dan Desa Tanjung Tirto sepanjang 4,6 km.