"Masalah kami selama ini adalah kwangwung, sehingga kami minta solusinya menghadapi hama ini," kata salah seorang petani kelapa, Burhan, pada acara pembukaan Sekolah Lapangan Kelapa Nira (SLKN) oleh Yayasan Widya Erti Indonesia, di Way Jepara, Lampung Timur, Rabu.
Burhan mengatakan, jika masalah kwangwung teratas, iproduksi kelapa meningkat dan petani menjadi semangat bertani.
Perwakilan Yayasan Widya Erti Indonesia Lukman Efendi mengatakan cara mengatasi hama kwangwung adalah dengan memutus siklus hidupnya.
Dia menjelaskan, kwangwung hidupnya di batang kelapa yang mati dan lapuk.
"Larva kwangwung ini hidupnya di sisa batang kelapa yang berada di kebun kelapa. Sisa batang kelapa ini menjadi rumah larva atau embuk. Cara memutus siklus hidupnya dengan membersihkan sisa batang kelapa," ujar Lukman Efendi.
Dia menyebutkan, SLKN akan segera memiliki tim pemburu hama kelapa kwangwung. Tim tersebut membantu bersama petani mengendalikan hama kelapa kwangwung.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Lampung tahun 2020 luas perkebunan kelapa di Provinsi Lampung terbesar berada di Kabupaten Lampung Selatan dengan luas areal sebesar 22.275 hektare dengan kapasitas produksi 20.930 ton.
Di posisi kedua Kabupaten Lampung Timur dengan luas areal sebesar 17.861 ha kapasitas produksi 8.455 ton.
Kelapa memiliki potensi ekspor sehingga mampu meningkatkan devisa negara, produktivitas kelapa di Provinsi Lampung cukup tinggi didukung oleh potensi alam sehingga kondisi seperti ini merupakan peluang yang besar menjadi Indonesia sebagai suplier kelapa dalam dunia.