Lippo Cikarang raup pendapatan Rp1 triliun
Kabupaten Bekasi (ANTARA) - PT Lippo Cikarang Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp1.012 miliar atau satu triliun lebih selama periode sembilan bulan pertama tahun 2022 berdasarkan laporan keuangan terkini perseroan.
"Ini menunjukkan penurunan 14 persen selang satu tahun terakhir. Namun hal itu terjadi karena serah terima apartemen Orange County pada tahun 2021. Sebab, apabila tidak termasuk serah terima apartemen tersebut, total pendapatan meningkat sebesar 29 persen yang didorong oleh pendapatan dari segmen residensial dan industrial," kata CEO PT Lippo Cikarang Rudy Halim.
Ia mengatakan pendapatan tersebut dihasilkan dari kontribusi penjualan rumah tapak sebesar 40 persen dari total pendapatan, berbeda dengan tahun lalu yang didominasi apartemen dengan proporsi 39 persen.
Ia mengaku walau mengalami penurunan dari sisi pendapatan, laba kotor perseroan tercatat meningkat sebesar lima persen selama setahun terakhir menjadi Rp526 miliar karena perubahan bauran pendapatan yang didominasi rumah tapak.
Dengan adanya perubahan komposisi penjualan tersebut, tingkat marjin laba kotor perseroan meningkat menjadi 52 persen dari 42 persen pada tahun lalu.
Perseroan disebut mampu mengelola beban usaha dengan baik karena dapat mempertahankan di nilai yang sama pada tahun lalu yakni sebesar Rp202 miliar.
"Ini menunjukkan penurunan 14 persen selang satu tahun terakhir. Namun hal itu terjadi karena serah terima apartemen Orange County pada tahun 2021. Sebab, apabila tidak termasuk serah terima apartemen tersebut, total pendapatan meningkat sebesar 29 persen yang didorong oleh pendapatan dari segmen residensial dan industrial," kata CEO PT Lippo Cikarang Rudy Halim.
Ia mengatakan pendapatan tersebut dihasilkan dari kontribusi penjualan rumah tapak sebesar 40 persen dari total pendapatan, berbeda dengan tahun lalu yang didominasi apartemen dengan proporsi 39 persen.
Ia mengaku walau mengalami penurunan dari sisi pendapatan, laba kotor perseroan tercatat meningkat sebesar lima persen selama setahun terakhir menjadi Rp526 miliar karena perubahan bauran pendapatan yang didominasi rumah tapak.
Dengan adanya perubahan komposisi penjualan tersebut, tingkat marjin laba kotor perseroan meningkat menjadi 52 persen dari 42 persen pada tahun lalu.
Perseroan disebut mampu mengelola beban usaha dengan baik karena dapat mempertahankan di nilai yang sama pada tahun lalu yakni sebesar Rp202 miliar.