Aktivis 1998 Lampung berharap NU solid

id muktamar nu, aktivis 1998 lampung, nu solid

Aktivis 1998 Lampung berharap NU solid

Gus Yahya dan Kiai Said Aqil Sirad (ANTARA/Agus Wira Sukarta)

Bandarlampung (ANTARA) - Aktivis 1998 Lampung mengharapkan terpilihnya Kiai Haji Miftachul Akhyar sebagai Ketua Rais Aam, dan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2021-2026 hasil Muktamar ke-34 NU tahun 2021, NU semakin solid.

"Besar harapan saya, pascamuktamar ini kesolidan NU menjadi berlipat gandalah yang kita dengar, bukan manuver-manuver murahan atau aksi tikam menikam jabatan," kata Aktivis 1998 Lampung Muzzamil, di Bandarlampung, Jumat.

Ia juga menyampaikan selamat terpilih. Keterpilihan ini, seperti dapat publik ketahui secara real time, buah transparansi panitia nasional dan panitia daerah, adalah sejarah khusus tentu saja.

Menurutnya,  lebih penting lagi, keterpilihan ini harus segera disenyawakan secara kimiawi menjadi kemenangan nahdliyin sedunia.

Muzzamil yang mengaku pengagum Gus Dur itu mengatakan dengan sepak terjang Gus Yahya, merupakan tipe perangkul bukan pemukul.

"Masih ingat kejadian saat dia (Gus Yahya, red) menolak halus tawaran Presiden Joko Widodo yang "melamar"  untuk bantu Jokowi sebagai Menteri Agama di Kabinet Indonesia Maju? Sependek yang saya tahu saya optimistis dia tipe perangkul bukan pemukul," ujarnya.

Muzzamil yang juga Aktivis 1998 itu menyebutkan bahwa tahun 2026 itu tak lama lagi. Lima tahun itu sebentar. Jadi, fokus tunaikan hasil rekomendasi enam komisi Muktamar, yakni Komisi A Bahtsul Masail Ad'Diniyah Ad Maudlu Iyah, Komisi B Bahtsul Masail ad Diniyah Al Waqi iyyah, Komisi C Bahtsul Masail ad Diniyah Al Qununniyah.

Kemudian, Komisi D (Komisi Organisasi) Pembahasan AD/ART NU, Komisi E (Komisi Program) Pembahasan Rencana Kerja Satu Abad NU, dan Komisi F (Komisi Rekomendasi) Pembahasan Rekomendasi Eksternal dan Internal NU.

"Jadikan poin-poin penting, seksi, menarik, futuristik, dan menurut saya "NU banget", dari apa-apa bunyi pidato resmi Presiden Jokowi saat membuka Muktamar sebagai tantangan sekaligus peluang emas," ujarnya pula.

Ia juga berharap Kiai Miftachul Akhyar dan Gus Yahya, soal program basis data personalisasi keanggotaan dan aset NU. Ini tak kalah penting. 

Saat kepemimpinan PBNU di era Ketum Kiai Haji Said Aqil Siroj dan Sekjen Helmi Faishal Zaini telah sejak 7 April 2016 meluncurkan program KTA-nisasi atau Kartu Tanda Anggota NU (KARTANU) di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jateng.

Gus Yahya, lanjutnya, perlu memfinalisasi ini. Menutupi celah kejahatan digitalnya, apalagi saat ini marak kejahatan digital berbasis rekayasa sosial. 

"Dari program inilah, saya kira semua program handal NU seluruh lini ke depan, akan dapat lebih gereget integrasinya," ujarnya.

Ia meyakini Gus Yahya mampu untuk itu. Bukan hanya melakukan apa itu internasionalisasi NU, tetapi pada saat yang bersamaan, juga internalisasi NU.