LIPI: Perlu data ilmiah keamanan dan efikasi vaksin Sinovac pada anak-anak
Sejauh ini baru ada press release terkait keamanan vaksin Sinovac pada anak-anak hingga usia tiga tahun, katanya
Jakarta (ANTARA) - Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto mengatakan perlu data ilmiah untuk memastikan keamanan dan efikasi vaksin Sinovac pada anak-anak.
"Sejauh ini baru ada press release terkait keamanan vaksin Sinovac pada anak-anak hingga usia tiga tahun. Masih harus ditunjukkan data ilmiah tentang uji klinis tersebut untuk menunjukkan keamanan dan kemampuan vaksin tersebut dalam memicu respon imun," kata Wien saat dihubungi ANTARA, Jakarta, Senin.
Wien menuturkan apabila data-data yang ditunjukkan memang memenuhi syarat, maka vaksin tersebut dapat diuji lebih lanjut pada uji klinis tahap 3 dengan melibatkan lebih banyak relawan anak-anak untuk memastikan efikasi vaksin pada anak-anak.
Baca juga: Uji klinik Sinovac untuk anak masih belum dipublikasi
Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI itu menuturkan uji klinis yang telah dilakukan sudah melibatkan beberapa ratus anak, sehingga sudah memenuhi syarat sebagai gabungan uji klinis tahap 1 dan 2.
Hingga saat ini, belum ada vaksin COVID-19 yang bisa digunakan untuk anak-anak.
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lucia Rizki Andalusia mengemukakan belum ada informasi terpublikasi mengenai hasil uji klinik vaksin COVID-19 Sinovac untuk kelompok usia 3 hingga 17 tahun.
Baca juga: Vaksin Pfizer-BioNTech ujicobakan pada anak di bawah 12 tahun
"Saat ini uji klinik fase I/II dengan melibatkan relawan dengan kelompok usia 3 hingga 17 tahun (anak-anak) sedang berlangsung di China, negara asal produsen vaksin Sinovac," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis sore (25/3).
Setelah uji klinik fase 1 dan 2 selesai, maka dilanjutkan ke uji klinik fase 3 untuk memenuhi persyaratan Lembaga Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Universitas Oxford segera uji respons vaksin COVID kepada anak-anak
Menurut Lucia, WHO telah memberikan sejumlah persyaratan sebelum produk vaksin memperoleh izin untuk digunakan secara darurat atau EUA.
"WHO ada persyaratannya untuk suatu vaksin baru mendapatkan izin untuk penggunaan darurat atau EUA. Jadi kita masih menunggu hasilnya," katanya.
"Sejauh ini baru ada press release terkait keamanan vaksin Sinovac pada anak-anak hingga usia tiga tahun. Masih harus ditunjukkan data ilmiah tentang uji klinis tersebut untuk menunjukkan keamanan dan kemampuan vaksin tersebut dalam memicu respon imun," kata Wien saat dihubungi ANTARA, Jakarta, Senin.
Wien menuturkan apabila data-data yang ditunjukkan memang memenuhi syarat, maka vaksin tersebut dapat diuji lebih lanjut pada uji klinis tahap 3 dengan melibatkan lebih banyak relawan anak-anak untuk memastikan efikasi vaksin pada anak-anak.
Baca juga: Uji klinik Sinovac untuk anak masih belum dipublikasi
Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI itu menuturkan uji klinis yang telah dilakukan sudah melibatkan beberapa ratus anak, sehingga sudah memenuhi syarat sebagai gabungan uji klinis tahap 1 dan 2.
Hingga saat ini, belum ada vaksin COVID-19 yang bisa digunakan untuk anak-anak.
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lucia Rizki Andalusia mengemukakan belum ada informasi terpublikasi mengenai hasil uji klinik vaksin COVID-19 Sinovac untuk kelompok usia 3 hingga 17 tahun.
Baca juga: Vaksin Pfizer-BioNTech ujicobakan pada anak di bawah 12 tahun
"Saat ini uji klinik fase I/II dengan melibatkan relawan dengan kelompok usia 3 hingga 17 tahun (anak-anak) sedang berlangsung di China, negara asal produsen vaksin Sinovac," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis sore (25/3).
Setelah uji klinik fase 1 dan 2 selesai, maka dilanjutkan ke uji klinik fase 3 untuk memenuhi persyaratan Lembaga Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Universitas Oxford segera uji respons vaksin COVID kepada anak-anak
Menurut Lucia, WHO telah memberikan sejumlah persyaratan sebelum produk vaksin memperoleh izin untuk digunakan secara darurat atau EUA.
"WHO ada persyaratannya untuk suatu vaksin baru mendapatkan izin untuk penggunaan darurat atau EUA. Jadi kita masih menunggu hasilnya," katanya.