Uji klinik Sinovac untuk anak masih belum dipublikasi

id Vaksin Sinovac, vaksin anak, publikasi klinik, BPOM

Uji klinik Sinovac untuk anak masih belum dipublikasi

Petugas kesehatan mempersiapkan vaksin Sinovac produksi PT Bio Farma Tbk untuk petugas perhubungan bandara di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (RSIA), Banda Aceh, Aceh, Senin (22/3/2021). ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/rwa. (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)

Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lucia Rizki Andalusia mengemukakan belum ada informasi terpublikasi mengenai hasil uji klinik vaksin COVID-19 Sinovac asal China untuk kelompok usia 3 hingga 17 tahun.

"Saat ini uji klinik fase I/II dengan melibatkan relawan dengan kelompok usia 3 hingga 17 tahun (anak-anak) sedang berlangsung di China, Negara asal produsen Vaksin Sinovac," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis sore di Jakarta.

Setelah uji klinik fase I/II selesai, kata dia, dilanjutkan ke uji klinik fase III untuk memenuhi persyaratan OrganisasiKesehatan Dunia (WHO).

Menurut Lucia, WHO telah memberikan sejumlah persyaratan sebelum produk vaksin memperoleh izin untuk digunakan secara darurat atau EUA.

"WHO ada persyaratannya untuk suatu vaksin baru mendapatkan izin untuk penggunaan darurat atau EUA. Jadi kita masih menunggu hasilnya," katanya.

Sementara itu Kementerian Kesehatan masih menunggu rekomendasi pemberian vaksin COVID-19 bagi kelompok usia anak di Indonesia dari sejumlah lembaga terkait.

"Kita tunggu dulu rekomendasi baik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)," kata Juru Bicara Vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi.

Ketua Umum IDAI, Aman Bhakti Pulungan mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mengeluarkan rekomendasi apapun terkait vaksinasi untuk anak.

"Sampai saat ini belum ada data update untuk vaksin anak. Tentu IDAI Belum keluarkan rekomendasi apapun imunisasi untuk anak," katanya.

Sebelumnya, Direktur medis Sinovac, Gang Zeng, mengatakan uji klinis tahap awal dan menengah dari 550 lebih subjek menunjukkan bahwa vaksin tersebut akan memicu respons kekebalan.

Dua penerima vaksin usia tiga tahun dan enam tahun mengalami demam tinggi sebagai respons terhadap vaksin.

“Sementara subjek uji coba lainnya mengalami gejala ringan. Ini menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan akan menghasilkan respons imun yang berpotensi berguna terhadap SARS-CoV-2, tentu sangat disambut baik,” kata Zeng dalam siaran pers, Senin (22/3).