Yogyakarta (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan merebaknya kasus virus Corona (Koronavirus) di sejumlah negara telah berdampak pada pelambatan pemesanan paket perjalanan wisata di Yogyakarta.
"Belum banyak terjadi pembatalan yang signifikan. Akan tetapi, jumlah permintaan pada bulan ini dan ke depan cukup lamban dibanding bulan sebelumnya," kata Ketua Asita DIY Udhi Sudiyanto di Yogyakarta, Selasa.
Baca juga: Pariwisata desa di Bantul Yogyakarta dorong pengembangan ekonomi masyarakat
Menurut dia, hal itu mengindikasikan bahwa wisatawan yang hendak melakukan perjalanan wisata masih menunggu perkembangan mengenai Koronavirus yang kasus utamanya terjadi di Kota Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
"Merebaknya virus Corona sangat mengkhawatirkan kami sebagai industri pariwisata. Kami salah satu industri yang cukup terdampak karena wisatawan untuk melakukan perjalanan pasti mencari keamanan dan kenyamanan, tanpa dihinggapi rasa khawatir," katanya.
Oleh sebab itu, Udhi berharap pemerintah atau pemangku kepentingan terkait dapat melakukan berbagai upaya untuk memastikan kenyamanan wisatawan datang ke Yogyakarta.
"Kami berharap pemerintah melakukan langkah-langkah kesiagaannya terhadap wisman, wisnus, dan masyarakat Yogyakarta sehingga mereka yang berwisata di Yogyakarta merasa nyaman," kata dia.
Meski di bandara Yogyakarta telah terpasang alat pengukur suhu tubuh (thermo scanner), dia berharap wisatawan mancanegara (wisman) yang berasal dari negara yang terjangkit agar dicek kesehatannya secara lebih teliti.
"Perlu dicek oleh tim medis juga," kata Udhi.
Baca juga: Pelayanan jip wisata lava tour Merapi makin bagus
Khusus untuk wisman dari Tiongkok, Udhi berharap pemerintah lebih serius untuk menanganinya dengan memberikan pengawasan khusus, mulai kedatangan hingga kepulangan mereka. Tujuannya apabila terjadi kasus, bisa segera tertangani dengan benar dan cepat.
Ia mengakui bahwa pasar Tiongkok merupakan salah satu pasar yang besar bagi pariwisata Yogyakarta.
Meski demikian, kasus Koronavirus telah memengaruhi permintaan paket wisata dari turis asal Negeri Panda tersebut.
"Ini akan menjadi sebuah tantangan sendiri bagi kami karena dengan adanya kasus virus ini, Yogyakarta harus mencari pasar baru sebagai pasar pengganti," katanya.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan tidak melarang wisatawan asal RRT berkunjung ke Yogyakarta di tengah merebaknya isu mengenai Koronavirus di negara tersebut.
Sultan berdalih pelarangan turis mancanegara khususnya yang berasal dari RRT masuk ke Indonesia merupakan wewenang pemerintah pusat.
Sementara itu, larangan resmi pemerintah hingga kini sebatas ditujukan untuk warga Indonesia yang hendak berkunjung ke Kota Wuhan, RRT.
"Kan pemerintah (pusat) tidak ada larangan," kata Sultan.
Sementara itu, Dinas Kesehatan DIY juga memastikan hingga 26 Januari 2020 belum ditemukan penderita pneumonia akibat Koronavirus jenis baru di Yogyakarta.