Penelusuran tentang pariwisata di Google naik 39 persen

id Google,pariwisata,pariwisata digital

Penelusuran tentang pariwisata di Google naik 39 persen

Asisten Deputi Managemen Strategis Kementerian Pariwisata Ari Prasetyo (kedua dari kiri) dan Industry Manager Google Indonesia Zulfi Rahardian (kedua dari kanan) dalam temu media "Google Trend Search" di Jakarta, Selasa (24/9/2019). (ANTARA/Arindra Meodia)

Data di Google Search dalam 18 bulan terakhir menunjukkan lonjakan dalam industri wisata di Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Google mengungkap kenaikan penelusuran terkait pariwisata sebesar 39 persen sejak awal 2018.

"Data di Google Search dalam 18 bulan terakhir menunjukkan lonjakan dalam industri wisata di Indonesia," ujar Industry Manager Google Indonesia Zulfi Rahardian, di Jakarta, Selasa.

Zulfi mengatakan peningkatan industri pariwisata dalam jaringan (online) di Indonesia didorong oleh pertumbuhan online travel aggregator (OTA) yang menawarkan berbagai fitur dan layanan untuk pengguna.

Penelusuran untuk fitur dan layanan akomodasi naik sebesar 138 persen dari paruh pertama 2018.

Sejak paruh pertama 2018 hingga paruh pertama 2019, penelusuran untuk OTA seperti Traveloka, Tiket.com dan Pegipegi naik 20 persen secara agregat.


Selain itu, menurut Zulfi, perkembangan sektor akomodasi yang semakin bertumbuh dengan long-tail hotel juga menjadi faktor pendorong peningkatan industri pariwisata online di Indonesia.

Pencarian yang berkaitan dengan hotel dan akomodasi pun naik sebanyak 36 persen di Indonesia.

Google juga melihat adanya peningkatan minat pada akomodasi murah, baik penyedia layanan ber-merek maupun non-merek.

Penulusuran untuk akomodasi hemat dalam kategori bermerek, seperti Airyroom, Reddoorz dan OYO, naik lima kali lipat sepanjang periode paruh pertama 2018 hingga paruh pertama 2019.

"Pencarian yang umum seperti hotel murah tumbuh 58 persen dalam 18 bulan terakhir. Hal itu memberi kesempatan bukan hanya top brand hotel, tapi juga brand lokal untuk tumbuh," kata Zulfi.



Zulfi juga menyebut pengalaman wisatawan menjadi fator lain yang mendorong peningkatan industri pariwisata online.

Penelusuran untuk aktivitas liburan secara umum melonjak sebesar 47 persen dari paruh pertama 2018 hingga paruh pertama 2019.

Taman hiburan menjadi makin populer. Dufan, Taman Safari, Trans Studio Bandung dan Jatim Park 3 adalah taman hiburan teratas dalam pencarian.

Kemudian Dieng, Gunung Bromo dan Borobudur merupakan atraksi paling populer bagi para pelancong.

"Menjelang akhir tahun, penelusuran terkait wisata rata-rata naik 20 persen dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," kata Zulfi.

Asisten Deputi Manajemen Strategis Kementerian Pariwisata Ari Prasetyo mengatakan 70 persen proses pariwisata dilakukan lewat digital, mulai dari perencanaan, penelusuran, hingga pemesanan tiket dan akomodasi.

"Kemenpar saat ini memang sedang melakukan proses transformasi tourism 4.0. Kami sudah bekerjasama dengan Kominfo agar dibuat jaringan telekomunikasi dan pelayanan data terutama di destinasi prioritas," ujar Ari.