Bupati Banyuasin lamar seorang dokter puskesmas
Kami bahagia luar biasa sekaligus berterimakasih kepada keluarga dan teman-teman yang sudah mendukung hubungan kami, semoga sampai selesai semua prosesi nanti diberi kelancaran, kata Askolani
Bandarlampung (ANTARA) - Bupati Banyuasin, Sumatera Selatan, Askolani resmi melamar dr Sri Fitrianti, seorang dokter puskesmas untuk menjadi calon istri, dan sepanjang prosesi lamaran kental saling berbalas pantun antardua keluarga calon mempelai.
Lamaran berlangsung di rumah dr Sri Fitrianti Jalan Macan Kumbang Kota Palembang, Kamis, sekitar pukul 14.30 WIB, hadir pada lamaran tersebut Wakil Bupati Banyuasin Selamet Sumosantono dan seluruh FKPD Banyuasin, Sekda Sumsel Nasrun Umar bertindak sebagai juru bicara keluarga Askolani.
Prosesi diawali dengan penuturan maksud kedatangan keluarga Askolani oleh Nasrun Umar, menariknya kalimat-kalimat lamaran diucapkan dengan berpantun-pantun, begitu pula balasan lamaran dibalas dengan pantun oleh juru bicara keluarga wanita Kaharudin Azis.
Kemudian kedua juru bicara keluarga saling bertukar tepak atau sirih yang dibawa masing-masing keluarga untuk dicicipi sebagai tanda lamaran diterima, setelahnya dr Sri Ftirianti keluar menemui rombongan keluarga dan langsung dilakukan "seserahan gegawaan" (penyerahan mahar).
Pada prosesi bertukar cincin, Ibunda Askolani, yakni Hudayah memasangkan cincin di jari dr Sri Fitrianti dan pemasangan cincin di jari Askolani dilakukan oleh Maizoh selaku ibunda dr Sri.
"Kami bahagia luar biasa sekaligus berterimakasih kepada keluarga dan teman-teman yang sudah mendukung hubungan kami, semoga sampai selesai semua prosesi nanti diberi kelancaran," kata Askolani kepada para pewarta.
Ia menceritakan bahwa dr Sri sudah lama dikenalnya semasa dr Sri masih kelas 1 SMP yang saat itu masih merupakan anak dari sahabatnya dan belum ada perasaan apa-apa karena ia telah beristri dengan Heryati.
Sampai sang istri meninggal dunia pada 2018 setelah satu tahun melawan kanker, sejak saat itu Askolani harus mengurus keluarganya sekaligus mengurusi masyarakat Kabupaten Banyuasin sendirian selama sembilan bulan.
"Lalu kami kembali bertemu saat kunjungan kerja saya di Puskesmas tempatnya bekerja, ketika sesi foto dia nampak malu-malu dengan saya dan membuat saya berpikir apakah dia ada rasa dengan saya, namun waktu itu terasa juga dibatin saya, lalu saya minta kontak dia kemudian berlanjut komunikasi intens tapi tidak pacaran dan tidak pernah jalan bareng," jelasnya.
Sementara dr Sri mengaku sangat bahagia karena dilamar seorang bupati dan lamaran tersebut merupakan pengalaman pertamanya yang sangat sakral, sehingga ia sedang menyiapkan mental sebab akan menjadi wanita nomor satu di Kabupaten Banyuasin.
Setelah proses lamaran, rencananya Askolani dan dr Sri Fitrianti akan melangsungkan akad nikah pada Jumat (28/6) pukul 14.00 WIB di kediaman dr Sri, kemudian dilanjutkan acara resepsi pada Minggu (30/6) di Hotel Whyndam Kabupaten Banyuasin.
Lalu proses ngunduh mantu akan dilaksanakan pada Sabtu (6/7) di Kota Pangkalan Balai Banyuasin dengan konsep prosesi memakai adat Banyuasin.
Sebelumnya istri pertama Askolani, Heryati, wafat pada Kamis 18 September 2018, dari pernikahan tersebut Askolani sudah dikaruniai lima orang anak, yakni M Syarif Hidayatullah A.P, Nabila Askolani Putri, Siti Aisyah Askolani Putri, Nadira Askolani Putri, Nurul Khoirul Nisa Askolani Putri
Sementara dr Sri Fitrianti merupakan putri dari pasangan Nur Wahid dan Maizoh, sehari-hari dikenal sebagai seorang dokter yang cukup lama bertugas di Puskesmas Kecamatan Muara Telang Banyuasin dan memiliki hobi balap mobil.
Lamaran berlangsung di rumah dr Sri Fitrianti Jalan Macan Kumbang Kota Palembang, Kamis, sekitar pukul 14.30 WIB, hadir pada lamaran tersebut Wakil Bupati Banyuasin Selamet Sumosantono dan seluruh FKPD Banyuasin, Sekda Sumsel Nasrun Umar bertindak sebagai juru bicara keluarga Askolani.
Prosesi diawali dengan penuturan maksud kedatangan keluarga Askolani oleh Nasrun Umar, menariknya kalimat-kalimat lamaran diucapkan dengan berpantun-pantun, begitu pula balasan lamaran dibalas dengan pantun oleh juru bicara keluarga wanita Kaharudin Azis.
Kemudian kedua juru bicara keluarga saling bertukar tepak atau sirih yang dibawa masing-masing keluarga untuk dicicipi sebagai tanda lamaran diterima, setelahnya dr Sri Ftirianti keluar menemui rombongan keluarga dan langsung dilakukan "seserahan gegawaan" (penyerahan mahar).
Pada prosesi bertukar cincin, Ibunda Askolani, yakni Hudayah memasangkan cincin di jari dr Sri Fitrianti dan pemasangan cincin di jari Askolani dilakukan oleh Maizoh selaku ibunda dr Sri.
"Kami bahagia luar biasa sekaligus berterimakasih kepada keluarga dan teman-teman yang sudah mendukung hubungan kami, semoga sampai selesai semua prosesi nanti diberi kelancaran," kata Askolani kepada para pewarta.
Ia menceritakan bahwa dr Sri sudah lama dikenalnya semasa dr Sri masih kelas 1 SMP yang saat itu masih merupakan anak dari sahabatnya dan belum ada perasaan apa-apa karena ia telah beristri dengan Heryati.
Sampai sang istri meninggal dunia pada 2018 setelah satu tahun melawan kanker, sejak saat itu Askolani harus mengurus keluarganya sekaligus mengurusi masyarakat Kabupaten Banyuasin sendirian selama sembilan bulan.
"Lalu kami kembali bertemu saat kunjungan kerja saya di Puskesmas tempatnya bekerja, ketika sesi foto dia nampak malu-malu dengan saya dan membuat saya berpikir apakah dia ada rasa dengan saya, namun waktu itu terasa juga dibatin saya, lalu saya minta kontak dia kemudian berlanjut komunikasi intens tapi tidak pacaran dan tidak pernah jalan bareng," jelasnya.
Sementara dr Sri mengaku sangat bahagia karena dilamar seorang bupati dan lamaran tersebut merupakan pengalaman pertamanya yang sangat sakral, sehingga ia sedang menyiapkan mental sebab akan menjadi wanita nomor satu di Kabupaten Banyuasin.
Setelah proses lamaran, rencananya Askolani dan dr Sri Fitrianti akan melangsungkan akad nikah pada Jumat (28/6) pukul 14.00 WIB di kediaman dr Sri, kemudian dilanjutkan acara resepsi pada Minggu (30/6) di Hotel Whyndam Kabupaten Banyuasin.
Lalu proses ngunduh mantu akan dilaksanakan pada Sabtu (6/7) di Kota Pangkalan Balai Banyuasin dengan konsep prosesi memakai adat Banyuasin.
Sebelumnya istri pertama Askolani, Heryati, wafat pada Kamis 18 September 2018, dari pernikahan tersebut Askolani sudah dikaruniai lima orang anak, yakni M Syarif Hidayatullah A.P, Nabila Askolani Putri, Siti Aisyah Askolani Putri, Nadira Askolani Putri, Nurul Khoirul Nisa Askolani Putri
Sementara dr Sri Fitrianti merupakan putri dari pasangan Nur Wahid dan Maizoh, sehari-hari dikenal sebagai seorang dokter yang cukup lama bertugas di Puskesmas Kecamatan Muara Telang Banyuasin dan memiliki hobi balap mobil.