Danrem : Intelijen Tidak Boleh Kecolongan Informasi

id danrem,tni

Danrem : Intelijen Tidak Boleh Kecolongan Informasi

Komandan Korem (Danrem) 043/Gatam Kol. Inf. Taufik Hanafi (antaralampung/Damiri)

Bandarlampung (ANTARA) -      Bandarlampung,  (Antaranews Lampung) - Komandan Korem (Danrem) Kolonel Inf Taufik Hanafi meminta kepada intelejen TNI agar tidak kecolongan informasi khususnya untuk melakukan deteksi dini tekait ancaman terorisme.

     "Fungsi intelijen untuk melakukan deteksi dini dan melaporkan hal-hal yang dilihat di luar. Itu juga jangan sampai kecolongan," kata dia di Bandarlampung, Senin.

     Selain untuk deteksi dini, intelijen juga bertugas untuk memonitor wilayah-wilayah untuk mengetahui informasi terkini dengan cara menyatu dengan masyarakat yang ada di sekitarnya.

     "Setelah mendapatkan informasi bisa melaporkan dengan atasan, dan dengan laporan itu lah kita bisa melakukan pencegahan dini terhadap pergerakan-pergerakan yang tidak wajar khususnya pada terorisme maupun paham-paham radikal," kata dia menerangkan.

     Disinggung apakah ada temuan-temuan di lapangan, Danrem mengatakan pihaknya bekerja bukan berdasarkan adanya temuan. Pihaknya bekerja atas dasar untuk melakukan pencegahan dini dari informasi-informasi yang didapatkan di lapangan.

     "Sepanjang ini kita lihat kondusif dan tidak ada gejolak-gejolak indikasi-indikasi terorisme. Tapi kita tetap melakukan pemantauan dan sebagainya. Secara teknis seperti Babinsa di desa-desa tujuannya disamping mendapat informasi juga mencegah agar masyarakat kita juga tidak terpengaruh seperti paham-paham radikalisme," ungkapnya.

     Sebelumnya diwartakan, Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius diundang untuk memberikan pembekalan mengenai fenomena radikalisme dan terorisme di Indonesia pada Rapat Koordinasi (Rakor) Intelijen TNI Tahun 2019.

      Dalam pembekalan itu, Suhardi Alius menyatakan aparat intelijen TNI dapat mengemban fungsi deteksi dini terhadap ancaman terorisme di tengah masyarakat. Hal itu ia ungkapkan mengingat institusinya tidak bisa bekerja sendirian dalam upaya penanggulangan terorisme sehingga BNPT memerlukan bantuan pemangku kepentingan yang lain termasuk TNI.

      Dia juga berharap aparat intelijen TNI ikut turun melakukan deteksi dini terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat mengingat TNI mempunyai bintara pembina desa (Babinsa) yang ada di tingkat Koramil atau kecamatan.

      Diharapkan juga aparat Babinsa dapat melihat isu-isu secara aktual sehingga fenomena yang terjadi di lapangan bisa cepat diinformasikan dan diambil keputusannya.