Pemburuan Gajah dan Badak Menurun di Nambia

id Gajah, Badak, perburuan liar, TNWK

Pemburuan Gajah dan Badak Menurun di Nambia

File/Seekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) ditemukan telah mati dengan kondisi mengenaskan, di Rawabundar area Seksi II Way Kanan hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Lampung Timur, Kamis (25/2) (ist)

Windhoek (ANTARA/Reuters) - Namibia mencatat lebih sedikit kasus perburuan badak dan gajah pada tahun ini dibandingkan tahun-tahun belakangan, demikian keterangan menteri lingkungan dan pariwisata Afrika Selatan pada Senin.
        
Namibia memiliki salah satu populasi badak hitam terbesar di dunia, tapi seperti di negara tetangganya Afrika Selatan, badak hitam kini di bawah ancaman pasar yang menguntungkan untuk tanduk badak, terutama di Asia.
        
Sejauh ini, 27 ekor badak diburu dibandingkan tahun lalu, sekitar 60 ekor dan 95 ekor pada 2015, menurut keterangan menteri lingkungan dan pariwisata Pohamba Shifeta kepada wartawan. Dua puluh ekor gajah telah diburu sejak Januari dibandingkan dengan 101 ekor pada 2016 dan 49 ekor setahun sebelumnya.
        
"Sumber daya yang lebih banyak telah dialokasikan untuk memerangi perburuan, lebih banyak lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, mitra pembangunan internasional, komunitas dan masyarakat umum telah datang untuk mendukung usaha menghentikan perburuan," kata Shifeta.
        
Polisi sejauh ini telah menangkap 75 orang tahun ini yang memiliki ikatan terutama dengan sindikat kriminal Asia untuk kejahatan satwa liar terkait dengan perburuan liar dan kepemilikan tanduk badak atau gading gajah.
        
Sebanyak 30 tanduk badak, 103 gading gajah dan 69 buah gading gajah juga telah ditemukan oleh pejabat kementerian yang bekerja sama dengan Polisi Namibia dan Angkatan Pertahanan Namibia.

ANTARA/Reuters
Devi/A. Ahdiat