Mahasiswa Darmajaya Rancang Depot Air Minum Otomatis

id mahasiswa darmajaya, rancang depot air minum otomatis

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Mutmainah Nur Fitri, mahasiswi Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung berinisiatif merancang prototipe atau contoh baku alat depot air minum otomatis.

Menurut Mutmainah, di Bandarlampung, Minggu, kebutuhan manusia akan ketersediaan air minum yang besar membuat usaha depot air minum menjadi salah satu usaha yang cukup menjanjikan.

Namun untuk mengoperasikannya membutuhkan minimal satu orang sebagai penjaga, katanya pula.

Selain itu usaha depot air minum dilakukan dengan manual (tenaga manusia), sehingga mendorongnya menciptakan sistem kontrol pompa air pada depot air minum, dengan menggunakan nilai rupiah sebagai inputan logika.

Penelitiannya ini dilakukan sebagai tugas akhirnya di Jurusan Teknik Komputer.

"Dengan alat ini, depot air minum tidak perlu dijaga, karena bisa bekerja secara otomatis. Pembeli cukup meletakkan uang dengan nominal Rp5.000 di tempat yang telah ditentukan, yaitu di bawah sensor TCS3200-DB. Mikrokontroller akan mengambil data berupa frekuensi cahaya yang telah dikonversi oleh sensor warta TCS3200-DB," katanya lagi.

Dia menjelaskan, Mikrokontroller itu melakukan sinkronisasi uang yang dimasukkan dengan data uang pada program. Ketika nilai frekuensi yang diambil memenuhi syarat kondisi dan sesuai dengan data uang pada sistem, maka pompa air akan menyala secara otomastis.

Mahasiswi Fakultas Ilmu Komputer ini mengatakan, uang asli akan berwarna hijau saat disinari dengan sinar ultraviolet, sedangkan uang palsu tidak.

Ia juga menggunakan sensor TCS3200-DB yang memantulkan frekuensi RGB untuk membaca nominal uang.

Dia menjelaskan, tingkat keaslian dan nominal uang yang digunakan dapat diketahui dengan melakukan perbandingan antara frekuensi RGB pada uang asli dan palsu menggunakan mikrokontroler Arduino Uno.

Hasil dari perbandingan tersebut yang digunakan sebagai kontrol pompa dan pembayaran langsung pada depot isi ulang air minum.

"Jika nilai frekuensi yang diambil tidak memenuhi syarat kondisi, maka proses akan dikembalikan ke sensor, uang tidak turun, dan pompa air tidak `on` karena nominal uang yang dimasukkan tidak memenuhi syarat kondisi, misalnya uang palsu, robek, meletakkannya terbalik, dan bukan uang nominal Rp5.000," kata mahasiswi kelahiran 25 April 1994 ini lagi.

Anak kedua dari empat bersaudara ini menerangkan kelebihan alat yang dirancangnya ini, mampu membaca nominal dan keaslian uang kertas lima ribu rupiah, sehingga menghemat biaya pembayaran pegawai pada depot isi ulang air minum.

"Pemilik usaha depot air minum hanya perlu investasi di awal untuk memiliki alat ini, namun pada bulan berikutnya tidak perlu mengeluarkan biaya pegawai setiap bulannya sehingga lebih hemat," kata dia.

Namun dia mengakui alat ini juga memiliki kekurangan, karena terbatas nominal uang yang dapat digunakan sebagai pembayaran.

Pembeli hanya bisa melakukan pembelian menggunakan uang kertas dengan nominal lima ribu rupiah, ungkap putri pasangan Nur Hadi dan Rohaya ini.

Rektor IBI Darmajaya, Dr Andi Desfiandi SE MA mengapresiasi karya penelitian yang telah dihasilkan para mahasiswa seperti itu.

Dia mengatakan, IBI Darmajaya senantiasa mendorong para dosen maupun mahasiswa untuk aktif dan kreatif melakukan penelitian.

"Selama ini puluhan gagasan dan ide kreatif dituangkan para dosen dan mahasiswa IBI Darmajaya dalam bentuk penelitian. Bahkan setiap tahun telah banyak penelitian tersebut yang berhasil meraih penghargaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dan memenangkan hibah pada kompetisi penelitian tingkat nasional tersebut," ujar Andi lagi