Bengkulu Kekurangan Pasokan Ikan

id laut; ikan; Bengkulu Kekurangan Pasokan Ikan

Bengkulu Kekurangan Pasokan Ikan

Ikan segar hasil tangkapan nelayan Teluk Lampung. (Foto ANTARA/M.Tohamaksun)

warga Kota Bengkulu juga beralih mengonsumsi ikan salai dipasok dari wilayah Sumsel seperti ikan gabus, lele, palau dan ikan salai lais."

Bengkulu (Antara Lampung) - Pasokan ikan laut segar hasil tengkapan nelayan di daerah itu hingga pekan ini masih kurang, karena nelayan belum seluruhnya turun melaut.

"Meskipun prakiraan cuaca di daerah itu gelombang laut mulai rendah, yaitu antara 1,5 hingga dua meter, namun nelayan belum seluruhnya melaut," kata seorang nelayan tradisional di kawasan pelabuhan Pulau Baai R Sinaga, Kamis.

Menurut dia, para nelayan pernah mencoba melaut pada malam hari sekitar dua jam menebar jaring, tiba-tiba angin kencang dan badai, sehingga seluruh peralatan jaring habis.

Ia mengatakan, petuah para sesepuh nelayan mengingatkan saat ini belum menguntungkan untuk turun melaut, karena cuaca masih ekstrem. Terlebih di perairan Bengkulu langsung berhadapan dengan Samudra Hindia.

Meskipun ada yang turun melaut, kata dia hanya menangkap ikan dalam kolam pelabuhan saja dan tidak keluar alur samudra karena ancaman angin kencang sulit diprediksi.

Ia mengatakan hasil tangkapkan ikan dalam kolam pelabuhan itu setiap malam berkisar sepuluh hingga dua puluh kilogram berbeda dengan hasil tangkapan di perairan luar alur mencapai di atas 40 kilogram setiap melaut.

"Kalau nelayan moderen bukan tandingan kita karena mereka semuanya serba canggih dan tidak terganggu akan badai dan angin kencang tetap bisa menagkap ikan," ujarnya.

Seorang pedagang ikan Aguspari mengatakan, harga ikan segar hasil tangkapan nelayan di Bengkulu hingga pekan ini masih tinggi, setelah sebelumnya rata-rata naik mencapai 60 persen.

Tingginya harga ikan segar laut itu akibat nelayan tidak melakukan penangkapan ikan akibat gelombang tinggi dan angin kencang, sehingga pasokan berkurang.

Ia menjelaskan, untuk ikan gebur dijual Rp50.000, ikan jenihin Rp45.000, ikan nawi (Kakap merah) di jual Rp50.000, ikan bawal hitam Rp80.000 dan ikan bawal putih Rp125.000 per kilogram.

Sedangkan ikan kerapu di jual Rp45.000, ikan baronang Rp55.000, ikan dencis Rp25.000, ikan pari Rp20.000dan jenis ikan campuran juga rata-rata Rp20.000 per kilogram.

Harga udang putih Rp60.000, udang kelong Rp80.000, udang tambak Rp65.000 dan udang sungai Rp40.000 perkilogram dam kepiting bakau Rp35.000 per kilogram.

Jenis ikan air tawar jenis nila dan lele maka harga jual di pasaran turun dari sebelumnya mencapai Rp24.000 menjadi Rp20.000 per kilogram dan ikan lele Rp18.000 dari sebelumnya Rp22.000 per kilogram.

Ikan air tawar itu selain didatangkan dari beberapa kabupaten dalam Provinsi Bengkulu, juga pasokan dari provinsi tetangga Lubuklinggau dan Pagar Alam, Sumsel, disamping ikan air tawar dari wilayah Bengkulu Selatan.

Selain itu, warga Kota Bengkulu juga beralih mengonsumsi ikan salai dipasok dari wilayah Sumsel seperti ikan gabus, lele, palau dan ikan salai lais.

Harga ikan salai gabus, lele dan palau dijual sekitar Rp40.000 per kilogram dan salai ikan lais ukuran sedang dijual dengan harga Rp170.000 per kilogram.

Ikan asin paling laris di Kota Bengkulu saat ini didatangkan dari Enggano, pasokan ikan asin Enggano itu dua kali dalam seminggu dengan harga berkisar Rp40.000-Rp60.000 per kilogram.