Bandarlampung (ANTARA) - Perkembangan teknologi finansial (financial technology atau fintech) kini menjadi babak baru bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Jika dulu pencatatan keuangan masih dilakukan secara manual di buku tulis, kini pelaku UMKM mulai beralih menggunakan aplikasi keuangan digital seperti Jurnal.id, BukuWarung, atau Accurate. Transformasi ini ternyata bukan hanya soal kemudahan, tapi juga soal keberlanjutan usaha.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dosen Politeknik Negeri Lampung (Irawan, Andueriganta Fadhlihi, Ina Rahmi Diwasya, dan Sri Astuti) pada tahun 2025 menunjukkan bahwa penggunaan fintech berperan besar dalam meningkatkan kinerja ekonomi dan efisiensi operasional UMKM.
Riset bertajuk “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Fintech dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Keberlanjutan UMKM di Bandarlampung” mengungkap bahwa pemanfaatan teknologi keuangan mampu meningkatkan akurasi laporan keuangan hingga 30 persen, mempercepat pengambilan keputusan bisnis, dan memperkuat daya saing di era digital.
Digitalisasi dan Tantangan UMKM
Data Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandarlampung mencatat ada lebih dari 60 ribu unit UMKM, sebagian besar masih berada pada kategori usaha mikro.
Meskipun jumlahnya besar, banyak pelaku usaha masih menghadapi kendala dalam hal literasi digital, akses pembiayaan, dan pencatatan keuangan yang rapi. Padahal, transparansi laporan keuangan menjadi kunci utama agar UMKM mudah memperoleh modal dari lembaga keuangan formal.
Pemerintah daerah telah berupaya menjembatani kesenjangan ini melalui berbagai program seperti Lampung Go Digital, pelatihan kewirausahaan, dan penyediaan kredit tanpa bunga. Selain itu, kolaborasi dengan platform digital dan fintech seperti ShopeePay, GoPay, dan Tokopedia juga memperluas peluang bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produk mereka secara daring.
Sinergi Fintech dan Keberlanjutan
Fintech tidak hanya sekadar alat transaksi atau pembayaran nontunai. Dalam konteks yang lebih luas, fintech menjadi instrumen yang mendorong keberlanjutan usaha—sebuah konsep yang dikenal dengan Triple Bottom Line (Profit, People, Planet). Dengan teknologi keuangan, UMKM dapat mengelola arus kas lebih baik, meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan bahkan mengurangi limbah produksi melalui perencanaan yang lebih efisien.
“Fintech memberi peluang agar UMKM tidak hanya bertahan, tapi juga tumbuh berkelanjutan,” ujar salah satu peneliti, Irawan.
Ia menambahkan, keberhasilan adopsi fintech sangat bergantung pada tiga faktor utama: literasi keuangan, kepercayaan terhadap sistem digital, dan dukungan pemerintah. Ketiganya harus berjalan beriringan agar digitalisasi tidak hanya berhenti di level aplikasi, tetapi benar-benar berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Peran Pemerintah dan Kolaborasi
Dalam riset tersebut, dukungan pemerintah terbukti menjadi variabel penting. Program digitalisasi yang diiringi pelatihan dan pendampingan bisnis membantu pelaku usaha beradaptasi dengan teknologi baru. Pemerintah daerah juga dapat menggandeng sektor swasta seperti perbankan dan perusahaan rintisan fintech untuk memperluas akses layanan keuangan berbasis teknologi.
Langkah strategis lain adalah membentuk inkubator digital UMKM yang berfungsi sebagai pusat pelatihan terpadu. Melalui wadah ini, pelaku usaha bisa belajar pencatatan digital, pemasaran daring, hingga strategi menjaga keberlanjutan bisnis.
Menuju UMKM Modern dan Hijau
Transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bagi UMKM untuk bertahan di tengah persaingan global. Fintech membuka jalan menuju pengelolaan usaha yang lebih transparan, efisien, dan bertanggung jawab secara sosial maupun lingkungan. Di masa depan, pelaku UMKM di Bandarlampung diharapkan tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga bagian dari ekosistem ekonomi digital yang tangguh dan berkelanjutan.
Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, fintech dapat menjadi jembatan bagi UMKM menuju ekonomi hijau dan inklusif. Dari Bandarlampung, digitalisasi UMKM bisa menjadi contoh nyata bahwa kemajuan teknologi mampu berjalan seiring dengan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Penyaluran fintech lending sektor pertanian di Lampung naik
Baca juga: Perusahaan fintech asal Singapura bantu akses permodalan UKM di Indonesia