Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) memperkirakan rumah tapak dan logistik masih menjadi sektor properti yang bertahan pada 2021.
"Saya rasa dengan stimulus-stimulus yang diberikan oleh pemerintah, kemungkinan rumah tapak dan logistik masih menjadi sektor yang cukup bertahan dalam kondisi saat ini," ujar Head of Advisory JLL Vivin Harsanto dalam pertemuan media secara virtual di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan saat ini belum terlihat kebangkitan pasar properti secara signifikan, namun paling tidak sudah terdapat pergerakan di beberapa sektor.
"Kendati demikian jika melihat sektor properti perkantoran, mal, dan hunian vertikal seperti kondominium mungkin masih membutuhkan waktu untuk kembali pulih," katanya.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti pemberian insentif PPN dan relaksasi loan to value (LTV) terlihat cukup memberikan dampak bagi pasar properti perumahan, khususnya rumah tapak.
Pengembang secara cermat mengambil peluang untuk menghabiskan stok produk rumah tapak ataupun kondominium yang hampir selesai dibangun atau siap huni, namun belum terjual.
Hal ini juga merupakan sebuah peluang bagi para pembeli untuk mendapatkan produk yang sudah terbangun dengan biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan pada kondisi normal.
Diharapkan pemerintah dapat memberikan stimulus untuk menggairahkan sektor properti lainnya.
Dalam kesempatan sama, Country Head JLL Indonesia James Allan menilai para investor dengan berhati-hati tetap aktif mencari peluang di tengah pandemi dan menaruh minat terhadap pasar properti di Indonesia, khususnya sektor perumahan, pergudangan dan pusat data.
"Di sisi lain, stimulus dan kebijakan yang dilakukan pemerintah terhadap sektor properti diharapkan dapat merangsang pasar," kata James.
"Saya rasa dengan stimulus-stimulus yang diberikan oleh pemerintah, kemungkinan rumah tapak dan logistik masih menjadi sektor yang cukup bertahan dalam kondisi saat ini," ujar Head of Advisory JLL Vivin Harsanto dalam pertemuan media secara virtual di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan saat ini belum terlihat kebangkitan pasar properti secara signifikan, namun paling tidak sudah terdapat pergerakan di beberapa sektor.
"Kendati demikian jika melihat sektor properti perkantoran, mal, dan hunian vertikal seperti kondominium mungkin masih membutuhkan waktu untuk kembali pulih," katanya.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti pemberian insentif PPN dan relaksasi loan to value (LTV) terlihat cukup memberikan dampak bagi pasar properti perumahan, khususnya rumah tapak.
Pengembang secara cermat mengambil peluang untuk menghabiskan stok produk rumah tapak ataupun kondominium yang hampir selesai dibangun atau siap huni, namun belum terjual.
Hal ini juga merupakan sebuah peluang bagi para pembeli untuk mendapatkan produk yang sudah terbangun dengan biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan pada kondisi normal.
Diharapkan pemerintah dapat memberikan stimulus untuk menggairahkan sektor properti lainnya.
Dalam kesempatan sama, Country Head JLL Indonesia James Allan menilai para investor dengan berhati-hati tetap aktif mencari peluang di tengah pandemi dan menaruh minat terhadap pasar properti di Indonesia, khususnya sektor perumahan, pergudangan dan pusat data.
"Di sisi lain, stimulus dan kebijakan yang dilakukan pemerintah terhadap sektor properti diharapkan dapat merangsang pasar," kata James.