Jakarta (ANTARA) - Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mulai mengalami kekurangan pasokan bawang putih impor, Senin, menyusul wabah virus corona di negara pemasoknya, China.
"Biasanya pasokan bawang putih mencapai 30-40 ton per hari untuk kebutuhan Jakarta. Saat ini hanya empat ton," kata Kepala Pasar Induk Kramat Jati, Agus Lamun di Jakarta.
Berkurangnya pasokan bawang putih dari China ke Pasar Induk Kramat Jati terjadi secara berkala sejak beberapa hari terakhir. Awalnya, kata pasokan yang sampai seberat 16 ton, namun hari ini tersisa empat ton.
"Bawang putih kita masih bergantung pada impor dari China. Isu di sana ada berkembang kendala corona, kemungkinan terjadi pembatasan impor dari China," katanya.
Akibat situasi itu, harga komoditas bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati melonjak rata-rata Rp7.000 per kilogram.
Harga normalnya berkisar Rp28.000 per kilogram, sekarang naik jadi Rp35.000 per kilogram. "Pasokan tidak seperti biasanya, cenderung sedikit itu yang menyebabkan kenaikan harga," ujarnya.
"Biasanya pasokan bawang putih mencapai 30-40 ton per hari untuk kebutuhan Jakarta. Saat ini hanya empat ton," kata Kepala Pasar Induk Kramat Jati, Agus Lamun di Jakarta.
Berkurangnya pasokan bawang putih dari China ke Pasar Induk Kramat Jati terjadi secara berkala sejak beberapa hari terakhir. Awalnya, kata pasokan yang sampai seberat 16 ton, namun hari ini tersisa empat ton.
"Bawang putih kita masih bergantung pada impor dari China. Isu di sana ada berkembang kendala corona, kemungkinan terjadi pembatasan impor dari China," katanya.
Akibat situasi itu, harga komoditas bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati melonjak rata-rata Rp7.000 per kilogram.
Harga normalnya berkisar Rp28.000 per kilogram, sekarang naik jadi Rp35.000 per kilogram. "Pasokan tidak seperti biasanya, cenderung sedikit itu yang menyebabkan kenaikan harga," ujarnya.